Demi mengoptimalkan sektor pertanian Indonesia, berbagai pihak di Indonesia terus mencari upaya-upayanya. Dari mulai menggunakan drone untuk memantau sawah/ladang, mengimplementasikan teknologi canggih IoT dalam memberi bibit hingga menyirami hingga akhirnya terbentuk sistem pertanian canggih pertama di Indonesia. Siapa yang buat, tuh?
Sistem pertanian canggih pertama Indonesia tersebut menggunakan teknologi greens pod, yang dikembangkan oleh startup agritech GREENS, bekerja sama dengan Amerika Serikat.
Sebelumnya GREENS sendiri memang kerap melakukan kerjasama dengan negara-negara lainnya. Misalnya pada Juli 2022 lalu startup ini memang sempat melakukan penandatanganan nota kesepahaman dengan E-Tech Holding Company asal Uni Emirat Arab (UEA)
Dan kini, bersama Amerika, GREENS melakukan eksplorasi kerja melalui greens pod sebagai alternatif sumber pangan pada 2023.
“Jadi, GREENS melalui teknologi greens pod-nya dapat menjamin keberlangsungan masa depan ketahanan pangan negaranya. Misalnya, fenomena penggurunan atau desertifikasi di Dubai memang mengancam pasokan makanan di sana. Sehingga, teknologi baru di bidang pembibitan dapat membantu menahan laju meluasnya kawasan gurun,” jelasnya, dalam GREENS Media Tour di Plaza Indonesia, Rabu (11/1/2023).
Menurut Erwin, urgensi pengembangan teknologi di sektor pertanian memang harus segera dilaksanakan mengingat perubahan iklim memang memiliki berdampak terhadap gangguan produksi dan suplai pangan yang akan mempengaruhi kondisi ketahanan pangan.
Bagaimana Greens Pod Bekerja?
Dikatakan, dengan teknologi greens pod, bisa mengatur suhu udara, kelembaban udara, pengaturan cahaya, hingga perencanaan penanaman sumber pangan jangka panjang sehingga hasil panen terprediksi, lebih konsisten, dan memiliki kandungan nutrisi yang sangat tinggi.
Dengan alat yang telah berteknologi greens pod mempunyai beberapa benefit buat komoditas pertanian itu sendiri yakni membuat sayuran bisa dipanen lebih cepat yakni di usia 9-15 hari hingga sayuran memiliki kandungan nutrisi lebih tinggi 39 kali lipat dari sayur yang ditanam dengan cara konvensional.
Greens pod juga didukung dengan teknologi-teknologi canggih yang dikembangkan lebih meluas dari sistem penanaman dalam ruangan, blockchain, artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan, dan internet of things (IoT).
Misalnya dengan blockchain yang kini juga telah merambah ke sektor mamin, kalau di sektor pertanian blockchain bisa dimanfaatkan sebagai tracing.
“Kami memanfaatkan blockchain agar ada traceability. Sehingga, konsumen dapat tahu persis apa yang dirinya makan, dari mana asalnya, dan bagaimana cara penanamannya yang bisa diakses secara terbuka oleh publik. Tinggal scan barcode, maka semua rekam jejak asupan yang Anda makan hari ini terlihat,” ungkapannya.
Nggak hanya itu upaya yang dilakukan dari GREENS. Selain melakukan kerja sama dengan pihak luar negeri dalam hal teknologi, GREENS juga mengembangkan upaya efektif penggunaan air hingga merampungnya proyek solar panelnya.