Ahli psikologi forensik RSUD Cilacap sekaligus Ketua Umum Asosiasi Psikologi Forensik Indonesia, Reni Kusumowardhani mengungkapkan hasil pemeriksaan kepribadian Ferdy Sambo pada Rabu (21/12). Dari hasil pemeriksaan tersebut, Reni menyinggung mengenai budaya Siri Na Pacce yang merupakan filosofi hidup orang Sulawesi. Sambo dinilai memegang teguh budaya tersebut, Sob, karena dirinya berasal dari Sulawesi Selatan.
“Sebagai orang Sulawesi Selatan yang hidup dalam budaya yang teguh memegang budaya siri na pacce, ini memang memengaruhi bagaimana pertimbangan-pertimbangan keputusan dan emosi serta kepribadian dari Bapak FS [Ferdy Sambo],” terang Reni.
Spoiler dikit, nih, Sob, Siri Na Pacce adalah filosofi hidup yang dipegang oleh suku Bugis-Makassar yang ada di Sulawesi. Nilai ini senantiasa dilanggengkan masyarakat dalam tatanan kehidupan khususnya untuk mempertahankan solidaritas kemanusiaan.
Apa Sebenarnya Arti Siri Na Pacce?
Siri merupakan bahasa Makassar yang memiliki arti malu. Sementara Pacce berarti rasa kemanusiaan yang adil dan beradab, semangat rela berkorban, bekerja keras, dan pantang mundur.
Dalam Jurnal Antropologi: Isu-isu Sosial Budaya Universitas Andalas berjudul Budaya Siri Na Pacce dan Sipakatau dalam Interaksi Sosial Masyarakat Sulawesi Selatan, bahwa dalam masyarakat Makassar ada ungkapan berbunyi ‘Punna Tena Siriknu, Paccenu Seng Pakania’ yang berarti kalau tidak ada siri-mu pacce-lah yang kau pegang teguh.
Ungkapan ini menggambarkan bahwa kedua kata tersebut tak bisa dipisahkan. Bagi masyarakat Bugis-Masyarakat, apabila siri dan pacce sebagai pandangan hidup tidak dimiliki oleh seseorang maka individu tersebut tidak lebih dari binatang. Hal ini dinilai tidak punya siri artinya tidak punya malu atau tidak memiliki unsur pacce adalah ketiadaan kepedulian sosial.
Dalam budaya Siri Na Pacce, siri memiliki tiga makna yakni rasa malu, pendorong untuk membinasakan siapa saja yang mencederai kehormatan, dan pendorong untuk bekerja serta berusaha sebanyak mungkin. Selain itu, Siri menjadi ‘pagar’ bagi orang Bugis-Makassar agar tidak melakukan tindakan persekusi yang dilarang oleh kaidah adat.
Sementara Pacce adalah perasaan hati yang sedih dan pilu apabila sesama warga, keluarga, atau sahabat yang ditimpa kemalangan. Perasaan sedih tersebut menimbulkan dorongan solidaritas pada akhirnya, Sob. Atas solidaritas tersebut, Pacce berfungsi sebagai alat penggalang persatuan, solidaritas, kebersamaan rasa kemanusiaan dan memberi motivasi pula untuk berusaha walau dalam keadaan pelik.
Selain untuk mengingatkan sebuah kehormatan, filosofi ini turut berfungsi sebagai ‘pagar’ agar seseorang tidak melakukan tindakan persekusi yang dilarang oleh kaidah adat. Nah, jangan sampai makna filosofi warga Sulawesi yang luhur ini berganti makna dan disalahgunakan, ya, Sob. Terlebih untuk pembelaan atau pembenaran atas sesuatu tindakan yang tak bermoral. Nay, Sob!