Meski berada di wilayah paling Timur Indonesia, Pulau Papua ternyata memiliki pasokan energi baru terbarukan (EBT) yang cukup besar nih, Sob. Hal ini disampaikan langsung oleh Staf Ahli Menteri Bidang Perencanaan Strategis Kementerian ESDM, Yudo Dwinanda Priaadi saat mengisi acara ‘Jakarta Energy Forum (JEF) di Hotel Sultan, Rabu (31/5/2023).
Yudo Priaadi menjelaskan potensi energi baru terbarukan (EBT) di Pulau Papua bisa mencapai 300 GW. Dengan potensi yang begitu besar, Indonesia pun berencana akan ekspansi mengembangkan industri hijau di sana.
“Papua memiliki potensi energi baru terbarukan hingga 381 GW terutama energi surya dan hidro yang dapat menjadi modal pengembangan berbasis energi hijau,” jelas Yudo seperti dikutip Kontan.
Rencana pengembangan industri hijau di Papua sendiri masih belum dapat dilaksanakan. Pasalnya, saat ini konsumsi listrik di Papua masih sangat rendah.
“Jika ingin meningkatkan konsumsi di suatu wilayah harapannya porsi industri dan komersial bisa meningkat, kalau mengandalkan perumahan saja tidak akan signifikan,” tambahnya.
Sekedar informasi saja, pada tahun lalu Pemerintah Papua telah menjajaki kerja sama dengan Australia untuk mengembangkan potensi energi hidrogen dan amonia sebagai bahan bakar masa depan, di Kabupaten Deiyai.
Selain itu, Dinas ESDM Papua juga telah mengembangkan pemanfaatan sumber energi belum terbarukan di sungai Baliem, Kabupaten Jayawijaya untuk mendorong PLTA skala industri.
Mengenai pembangunan PLTA di Jayawijaya sendiri masih dalam tahap penelitian. Namun, diperkirakan pemanfaatan sumber energi ini dapat menghasilkan listrik berkapasitas 50 MW hingga 100 MW.
Sedangkan untuk Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) beberapa daerah di Papua sedang tahap pengembangan. Menurut data 2022, total sudah ada 24 kampung di Kabupaten Tolikara, Yahukimo, dan Waropen yang sedang menjalankan pengembangan PLTS.