Tak jarang, ketidaktahuan cara berkomunikasi membuat difabel rungu atau tuli kesulitan berinteraksi dengan kawan dengar. Bahasa isyarat pun kebanyakan dipelajari dan digunakan oleh difabel rungu, namun apakah kawan dengar atau orang lain memahaminya pula? Hal inilah yang kemudian menjadi landasan aplikasi Silang.id dibentuk.
Silang.id merupakan startup berbasis teknologi edukasi yang didirikan tahun 2019 sebagai wadah untuk menuju masyarakat Indonesia inklusif, yaitu kesetaraan aksesibilitas, kolaborasi antara difabel rungu dengan kawan dengar dan membangun isu rungu sebagai pengembangan ilmu pengetahuan serta inovasi teknologi.
“Kami berbasis di Jakarta, fokus pada isu kesenjangan atau gap antara teman tuli dan teman dengar. Kalau kesenjangan seperti ini dibiarkan, maka akan memperparah kesulitan bagi teman tuli untuk masuk ke berbagai sektor. Akses bahasa isyarat juga menjadi tidak inklusif,” terang co-founder Silang.id, Bagja Wiranandhka Prawira, dikutip Uzone.
View this post on Instagram
Menurut Bagja, layanannya diklaim tumbuh cepat dan kini telah digunakan sebanyak 64 user dari B2B dan B2C. Hal ini menjadi bukti bahwa rupanya teman difabel tuli dan kawan dengar sama-sama saling membutuhkan komunikasi dengan baik agar tidak terjadi gap atau ketidakpahaman.
“Jika gap ini tidak dibenahi, maka akan semakin banyak teman tuli yang menjadi pengangguran, akses pendidikan hanya mencapai SMP ke bawah, sulit kuliah, dan lain sebagainya. Silang.id memberi solusi yang berhubungan dengan bahasa isyarat dan mempertemukan teman tuli dan teman dengar agar dapat berinteraksi dan berbaur,” imbuh Bagja.
Karena menjadi startup berbasis teknologi, Silang.id kemudian mengembangkan aplikasi mobile yang bisa diunduh gratis oleh pengguna smartphone yang bisa digunakan untuk difabel rungu dan teman dengar. Jadi aplikasi ini nggak hanya untuk teman difabel rungu saja, Sob, namun masyarakat luas yang pengin belajar serta memahami lebih dalam mengenai bahasa isyarat juga bisa pakai.
“Kami menyediakan fitur untuk pendaftaran kelas bahasa isyarat. Sejauh ini yang daftar beragam latar belakangnya, ada yang guru, dokter, psikolog. Kami juga menyediakan fitur event yang berhubungan dengan dunia tuli. Jadi kalau misalnya ada acara kami bisa memberikan layanan juru bahasa isyarat (JBI) agar teman tuli bisa turut hadir,” tutur Bagja.
Selain menyediakan berbagai fitur kelas bahasa isyarat, Silang juga memberikan video pembelajaran bahasa isyarat secara free, Sob! Kalau mitra JBI, Bagja menjelaskan kalau harus dikurasi terlebih dahulu oleh tim Silang. FYI, semua mitra JBI adalah difabel tuli, loh.
Setelah sukses menarik minat user, Silang masih fokus menyebarkan awareness dan edukasi tentang pentingnya interaksi antara difabel rungu serta teman dengar guna menghapus kesenjangan. Bagja juga menambahkan kalau Silang siap mendorong para difabel rungu agar fasih di dunia teknologi, apalagi sekarang sudah serba digital, kan?
“Kami ingin mengarahkan teman-teman tuli agar bisa menguasai teknologi. Kami berharap dapat bekerja sama dengan beberapa stakeholder seperti perusahaan, pemerintah, dan lain-lain. Selain membuka kesempatan pekerjaan, kami percaya penting sifatnya untuk upgrade skill,” tutur Bagja.
Bagja menambahkan, tim Silang kini sedang membutuhkan informasi mengenai skill, dunia kerja profesional seperti apa. “Jadi nantinya terdapat insight dari dua sisi; perusahaan memberitahu kebutuhannya apa, dan dari sisi teman tuli bisa menyesuaikan kemampuan,” tutup Bagja.
Bagi kawan dengar yang ingin mempelajari bahasa isyarat atau mengenal mengenai informasi difabel rungu, jangan lupa install aplikasi Silang.id, ya! Mari kita hapus kesenjangan antara difabel rungu dan kawan dengar dengan memahami satu sama lain.