Di balik film horor ada sensasi emosi yang ingin dibangkitkan dalam diri setiap calon penonton. Buat Sobat penggemar film horor, sebagian di antara kamu bakal terkesan dengan tawaran film-film horor mutakhir Indonesia. Salah satu yang menyajikan seribu ketegangan film horor terlaris tahun ini adalah Sewu Dino.
Menjanjikan ketegangan yang memicu adrenalin naik-turun. Itulah kesan yang bisa Sobat alami saat menyaksikan film garapan sutradara Kimo Stamboel ini. Menyajikan thriller dan kengerian, film yang diolah dengan mengalihwahanakan cerita horor dari utas di Twitter, Sewu Dino memberi sebuah harapan bagi pertumbuhan teknik dan cara penuturan kisah via tayangan audio-visual.
Horor Turun-temurun Ilmu Hitam
Mula-mula kita diperkenalkan dan diundang menilik sebuah keluarga kecil sederhana di kawasan pedesaan di Jawa Timur. Diperankan Mikha Tambayong, tokoh Sri terimpit masalah ekonomi keluarga. Ayahnya yang tengah sakit parah membutuhkan biaya pengobatan yang tak sedikit. Tak ingin mengulang kejadian serupa kerabat Sri yang meninggal karena tak sempat dirawat intensif, Sri lantas berupaya mendapatkan tambahan penghasilan bagi ongkos perawatan ayahnya.
Sri yang bekerja melayani pengunjung sebuah warung makan, akhirnya diterima bekerja untuk keluarga bernama Atmojo yang menghuni rumah mewah di area pusat kota. Sri terpilih untuk menjalankan tugas mengabdi di keluarga Atmojo karena keunikan yang ia miliki.
Apa itu? Ternyata, tak sembarang orang yang dipilih Mbah Karsa Atmojo (Karina Suwandi) menjadi pelayan bagi keluarga Atmojo. Hanya mereka yang dilahirkan pada hari Jumat Kliwon, di antaranya Sri, Erna (Givina Lukita Dewi), dan Dini (Agla Artalidia). Mereka bertiga dibawa ke sebuah gubuk tersembunyi di tengah hutan.
Di gubuk tersebut, Sri, Erna, dan Dini bertugas untuk memandikan Della Atmojo (Gisellma irmansyah), cucu dari Mbah Karsa Atmojo yang tidak sadarkan diri karena kutukan santet Sewu Dino, salah satu santet paling mengerikan yang dilakukan oleh Sabdo Kuncoro (Marthino Lio).
Sri dijanjikan bayaran yang tinggi, asalkan mampu melaksanakan tugas ritual basuh seda beberapa hari hingga genap hari keseribu. Mereka tidak bisa lari dari gubuk itu karena terikat perjanjian mistis dengan Mbah Karsa Atmojo. Mereka harus selesaikan ritual sampai hari ke-1.000. Jika melanggar, kematian menanti mereka sebagaimana santet yang telah merenggut nyawa hampir semua anggota keluarga Mbah Karsa Atmojo.
Berlatar waktu tahun 2001, sepertiga awal film ini memesona dengan menampilkan kehidupan masyarakat kelas bawah yang cukup jarang disajikan via film Indonesia. Dialog film ini menggunakan bahasa Jawa berdialek suroboyoan sebagai pengantar.
Sewu Dino lantas menampilkan seribu ketegangan adegan sebagai film horor. Film ini akan membuatmu terkaget lantaran pengadeganan yang seram berakar dari praktik ilmu hitam.
Untuk yang berkesempatan menonton film SEWU DINO hari ini, maturnuwun sanget, semoga suka dan bisa memberikan pengalaman menonton yg menyenangkan..
ini masih awal untuk sesuatu yg lebih kelam, tentang bagaimana Manusia bisa menjadi sesuatu yang tak pernah bisa dibayangkan… pic.twitter.com/4c26Ren3Ov
— SimpleMan (@SimpleM81378523) April 18, 2023
Jauh sebelum difilmkan, cerita Sewu Dino yang diangkat dari kisah nyata ini menyedot atensi meluas di medsos. Utas kisah ini telah di-retweet 44,4 ribu kali dan disukai 137 ribu pengguna. Kisah dalam utas ini sempat diterbitkan sebagai novel oleh penerbit Bukune pada Januari 2020.
Film Horor Terlaris Tahun Ini
Dari buah kreativitas dan keterampilan sutradara Kimo Stamboel, kamu akan tersentak dan dibuat terkejut-kejut dengan ketegangan yang ditawarkan sepanjang film berdurasi 122 menit ini. Rilis pada 19 April lalu, rekor jumlah penonton Sewu Dino sudah mencapai hampir 5 juta orang. Capaian ini menyamai rekor film Pengabdi Setan (2017) dan KKN di Desa Penari (2022) pada beberapa pekan awal penayangannya di bioskop.
Disutradarai oleh Kimo Stamboel yang telah mengarahkan sejumlah kisah film thriller lain, Sewu Dino dijamin bakal membuatmu tak lagi memandang remeh film-film horor lokal Indonesia.
Sejumlah karya film mulai dihasilkan seperti Rumah Dara (2008), karya produksi pertama mereka yang menyedot banyak perhatian. Sejumlah karya film garapan bersama Timo juga eksis di berbagai festival film luar negeri. Beberapa di antaranya Killers (2014) masuk dalam Sundance Film Festival (2014) di kategori Midnight Madness. Karya gemilang bersama lainnya, Headshot (2015), juga sukses masuk ke ajang Toronto International Film Festival 2016 untuk kategori Midnight Madness.
Selain itu, Kimo juga banyak berkolaborasi dengan sineas luar negeri, salah satunya Gareth Evans di tahun 2012 menghasilkan Save Haven, salah satu bagian dari segmen omnibus produksi Magnet International berjudul V/H/S 2.
Kimo tak bisa dipisahkan dari ciri khasnya menampilkan adegan berdarah-darah atau subgenre slasher dan gore. Tak mengherankan bila namanya kerap dilekatkan dengan sederet film seram. Sejumlah karyanya yang terkenal seperti Rumah Dara atau Macabre (2010), Dreadout (2019), yang dibuat berdasarkan permainan banyak berlumur adegan berdarah atau slasher dan gore, tak bisa dipisahkan dari Kimo.
Kimo juga menyutradarai pembuatan kembali (remake) film horor klasik tahun 1980-an, Ratu Ilmu Hitam (2019), dan dua film horor semesta Danur, Jailangkung Sandekala (2022) dan Ivanna (2022). Selain itu, Kimo dikenal dengan sejumlah karya film laga dan thriller macam dan The Night Comes for Us (2018). Sebelum berdiri tangguh di atas kaki sendiri, Kimo memproduksi dan menyutradarai film bersama rekannya, Timo Tjahjanto, dan mengibarkan nama “Mo Brothers”.
Sewu Dino menggeser Laskar Pelangi (2008) di posisi 7 film Indonesia terlaris sepanjang masa (4.823.997 penonton per 19 Mei vs 4.719.453 penonton).
Terpaut 429 ribuan dari posisi 6, Dilan 1991 (2019) dgn 5.253.411 penonton.
Bakal ada versi extended gak nih? 😁 pic.twitter.com/G69sslhMIJ
— Habis Nonton Film (@HabisNontonFilm) May 24, 2023
Nah, buat kamu yang belum nonton Sewu Dino, kira-kira sudah kebayang belum seribu ketegangan film horor ini?
Rekor lainnya, Sewu Dino menggeser Laskar Pelangi (2008) di posisi ke-7 film Indonesia terlaris sepanjang masa. Dibandingkan Laskar Pelangi (4.719.453 penonton), per 19 Mei 2023, Sewu Dino menyentuh angka lebih banyak, yaitu 4.823.997 penonton. Bukan tidak mungkin, Sewu Dino akan menyalip perolehan penonton Dilan 1991 (2019) yang menggaet 5.253.411 penonton dan berada di posisi ke-6.
Siap terkejut histeris nonton Sewu Dino, Sobat?