Berawal dari kreativitasnya, seniman bernama Suryanto asal Desa Bono, Kecamatan Boyolangu, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur berhasil ciptakan sepeda yang terbuat dari kayu. Sepeda kayu Suryanto ini kalau dilihat-lihat bentuknya unik, loh, Sob!
Singkat cerita, Suryanto yang sebenarnya adalah seorang seniman lukis dan pahat medio 90-an. Terlihat dari teras dan isi rumahnya penuh dengan karya seni berbentuk furnitur kayu. Karena sudah memiliki basic memahat, dirinya terpikirkan untuk membuat sepeda dari kayu, deh. Sepeda kayu Suryanto tersebut rupanya tercetus pada tahun 2020.
“Karena kerjaan lagi sepi sehingga banyak waktu untuk menciptakan sesuatu. Akhirnya mulai membuat sepeda kayu ini,” ucap Santo.
Berkat kreativitasnya, kini Suryanto telah menciptakan dua sepeda kayu. Dalam pengerjaannya, Suryanto membutuhkan waktu 45 hari per unit.
“Setidaknya membutuhkan waktu satu setengah bulan untuk membuat satu karya sepeda dari kayu ini,” katanya.
Meskipun sempat mengalami kesulitan, dengan rasa bangga pria yang akrab disapa Santo ini berhasil menciptakan sepeda kayu yang dirancang oleh tangannya sendiri (handmade).
Selama prosesnya, ia pun mencoba untuk merancang sepeda yang bisa digunakan untuk sehari-hari. Jadi nggak hanya dipajang saja, Sob. Oleh sebab itu dalam pembuatannya ia membutuhkan kayu berkualitas agar hasilnya memuaskan serta karet peredam pada rodanya agar bisa dikendarai dengan nyaman.
Setelah satu sepeda telah rampung, lanjutnya, Santo juga pernah melakukan uji coba kekuatan dan ketahanan sepeda yang dibuatnya. Hasilnya? Memuaskan, Sob! Salah satu indikatornya adalah sepeda tersebut sukses melewati teriknya matahari dan hujan selama 2 tahun serta penampakannya masih bagus!
“Memang lebih berat dari sepeda biasanya karena terbuat dari bahan kayu jati ataupun kayu sono. Namun, kalau sudah terbiasa, ya, mudah saja layaknya sepeda biasa,” imbuhnya.
Saat dirinya sedang mencoba berkeliling dengan sepeda buatannya seringkali ada beberapa orang yang menawar sepedanya. Paling termahal harga sepeda kayu buatan Santo tembus mencapai Rp20 juta.
Walau ditawar dengan harga tinggi, sepeda kayu Suryanto ini tak dijual olehnya. Alasannya karena ia khawatir bahwa apa yang didapatkan oleh pembelinya nggak seperti kedua sepeda kayu yang dimilikinya.
“Saya ini tidak mau kalau mereka sudah membeli ke saya tetapi hasilnya jelek. Karena saat membuat ini dulu harus teliti, perlu ketelatenan dan pemilihan bahan baku kayu yang memiliki kualitas mumpuni,” pungkasnya.
Meskipun sepeda ini belum dijual ke pasaran, namun ide dan konsistensi Suryanto dalam berkarya patut kita sontek, nih, Sob. Sebab tak ada batasan usia dalam berkarya, ya, kan?