Meski status pandemi Covid-19 di Indonesia telah dicabut oleh Pemerintah kurang lebih satu tahun lamanya, namun pertumbuhan kinerja sektor perhotelan di wilayah DKI Jakarta pada semester 1 2023 masih mengalami kendala nih, Sob. Hal ini diungkapkan langsung oleh Colliers Indonesia dalam laporannya.
Yups, berdasarkan laporan Colliers Indonesia, sejak momen libur Idul Fitri 2023 lalu kinerja sektor perhotelan atau okupansi hotel di kawasan DKI Jakarta masih berada di kisaran rata-rata 58,9% alias turun tipis 0,9% dari semester 1 2022.
“Tiga tahun belakangan jumlah hotel di kawasan Jakarta menurun. Namun beberapa hotel yang terletak di kawasan bisnis dan pemerintahan sudah menunjukkan peningkatan kinerja dan aktivitas seperti masa pra pandemi kembali,” jelas Ferry Salanto seperti dikutip Kontan pada Selasa (15/8/2023).
Total pasokan kamar hotel di DKI Jakarta per kuartal II 2023 sebanyak 44.685 kamar. Jumlah ini diperkirakan akan mengalami kenaikan pada akhir tahun 2023 mendatang karena akan adanya hotel bintang 5 yang dibangun.
Kegiatan MICE (Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition) diproyeksikan akan menyumbang kontribusi substansial pada hotel di kawasan Jakarta. Hal ini berhubungan dengan aktivitas Pemilu yang akan mulai berlangsung pada akhir 2023 mendatang.
Mengenai harga kamar sendiri, kamar hotel di kawasan Jakarta akan mengalami kenaikan sebesar 1,6% di kuartal II 2023 atau sekitar US$64,9 per malam. Di akhir 2023 diproyeksikan naik sebesar 14,4% menjadi US$64,7 per malam.
Ada beberapa hotel berbintang yang saat ini sedang tahap pembangunan seperti hotel bintang 5 di area CBD Jakarta antara lain Movenpick Jakarta Pecenongan dengan 253 kamar, Hotel Pan Pacific Jakarta dengan 157 kamar, dan Waldorf Astoria Luxury dengan 183 kamar.
Mengenai hotel bintang 4 terdapat Park Royal Hotel dengan 171 kamar. Serta hotel bintang 3, yakni Sam Ratulangi Menteng Boutique dengan 120 kamar.
Lalu, apa yang menyebabkan masih turunnya minat masyarakat untuk menginap di hotel Jakarta?
Colliers Indonesia menambahkan jika saat momen Idul Fitri dan hari libur panjang, masyarakat tidak banyak memanfaatkan masa liburnya dengan melakukan staycation di Jakarta. Melainkan memilih berlibur ke luar kota, sehingga kinerja perhotelan di wilayah Jakarta tidak maksimal.
Meskipun demikian, menjelang tahun politik, kunjungan hotel di Jakarta diperkirakan akan meningkat, terutama di wilayah CBD.
“Di semester I 2023 ini, masa libur Idul Fitri tidak banyak dimanfaatkan untuk staycation dan masyarakat lebih memilih berlibur ke luar kota sehingga kunjungan tidak setinggi di momen Idul Fitri pandemi 2020 hingga 2022. Namun, tahun politik ini juga akan berimbas pada kunjungan hotel di Jakarta, terutama di area CBD. Segmen MICE hotel akan terdampak,” lanjut Ferry Salanto.