Pada 2019 lalu, ibu kota negara direncanakan akan dipindahkan dari Jakarta ke salah satu kota di Pulau Kalimantan. Hal itu disebutkan oleh Deputi Bidang Pengembangan Regional Kementerian PPN/Bappenas tentang pemindahan ibu kota Indonesia.
Ibu kota harus dipindahkan ke tengah agar menjadi sentris, seimbang terhadap keseluruhan dari wilayah Indonesia. Itulah sebabnya mengapa salah satu kota di Kalimantan dipilih sebagai ibu kota negara nantinya. Selain itu, Pulau Kalimantan juga dipilih karena lahannya yang luas dan wilayahnya yang relatif aman bencana.
Tapi tahukah Anda, jika sebelumnya ibu kota negara bukan hanya di Jakarta saja? Tetapi telah mengalami perpindahan sebanyak tiga kali? Nah, kota mana saja yang pernah dipilih? Berikut keterangannya:
1. Yogyakarta
Pertama kali dipindahkan setelah beberapa bulan Indonesia merdeka, tepatnya pada 4 Januari 1946 saat Jakarta jatuh ke tangan Belanda. Kala itu, ibu kota berpindah dari kota Jakarta ke kota Yogyakarta.
Pemindahan ini dilakukan atas saran dari Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Pakualam VIII. Pemindahan terjadi karena pada saat itu Belanda melancarkan Agresi Militer I sehingga keamanan Batavia (Jakarta) terancam oleh tentara Belanda yang membawa pasukan Sekutu.
Yogyakarta dianggap sebagai kota yang aman untuk menggantikan ibu kota di Jakarta karena dikelilingi oleh dua banteng alam, yaitu Gunung Merapi di utara dan Samudera Hindia di selatan.
2. Bukittinggi, Sumatera Barat
Setelah kota Yogyakarta, ibu kota juga sempat berpindah ke Bukittinggi yang terletak di Sumatera Barat pada 19 Desember 1948. Alasan ibu kota kembali dipindahkan, karena ketika itu Yogyakarta jatuh ke tangan Belanda.
Hal itu disebabkan Agresi Militer II Belanda. Sehingga di masa Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI), Presiden Soekarno resmi memindahkan ibu kota negara ke kota Bukittinggi yang terletak di Sumatera Barat.
Meskipun pindah, pemerintah memutuskan untuk tidak menetap melainkan disebar ke tiga wilayah, yaitu Bidar Alam (Solok Selatan), Koto Tinggi (Limapuluh Kota), dan wilayah Sumur Kudus (Kabupaten Sijunjung).
3. Bireuen, D.I Aceh
Kota selanjutnya yang sempat dijadikan sebagai ibu kota negara adalah kota Bireuen yang terletak di D.I Aceh. Berbeda dengan kota-kota sebelumnya, pada tahun 1948 kota Bireuen hanya dijadikan ibu kota negara sekitar satu pekan saja.
Dalam sepekan tersebut, seluruh aktivitas dan kegiatan pemerintahan tetap dijalankan dan dipusatkan di jantung kota sejak 18 Juni 1948.
Kota Bireuen, di Daerah Istimewa Aceh ini dianggap cukup aman lantaran dapat melindungi pusat pemerintahan karena terdapat perbukitan yang mengelilingi wilayah tersebut.
Jadi, kini sudah tahu kan kota-kota di Indonesia yang sempat dijadikan ibu kota negara? Lalu, siapa nih teman Sampaijauh.com yang tinggal di kota-kota tersebut?