Sektor properti di Indonesia diperkirakan masih akan tetap tumbuh nih Sob pada 2023, meskipun dihadapkan dengan tantangan tekanan ekonomi global. Hal ini diungkapkan oleh Haru Koesmahargyo, Direktur Utama Bank BTN dalam webinar Economic & Property Outlook 2023.
Bukan tanpa alasan Haru Koesmahargyo mengungkapkan hal tersebut, pasalnya ia mencatat saat pandemi Covid-19 sektor properti di Indonesia merupakan salah satu dari 10 sektor yang tidak pernah tumbuh negatif meskipun Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) perbankan sempat kontraksi.
“Pertumbuhan ini didukung karena kebutuhan rumah masih tinggi di mana backlog perumahan mencapai 12,17 juta yang didominasi kawula muda dan ditambah dengan insentif yang dilakukan pemerintah untuk penguatan dari sisi demand,” jelas Haru.
Dengan proyeksi IMF yang menyebut bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia akan tumbuh 5%, Haru pun mengungkapkan jika pertumbuhan juga terjadi pada sektor properti. Apalagi saat ini kebutuhan rumah masih cukup tinggi, di mana setiap tahunnya, kurang lebih terdapat tambahan 800.000 keluarga baru.
Pertumbuhan ekonomi di sektor properti sendiri bisa berasal dari pelonggaran rasio loan to value (LTV) yang diberikan Bank Indonesia hingga 31 Desember 2023.
Di sisi lain, Chief Economist The Indonesia Economic Intelligence (IEI) Sunarsip menjelaskan, kondisi sektor properti dalam negeri dan luar negeri khususnya negara maju berbeda dengan tahun lalu. Di negara maju, saat ini terdapat fenomena anomali di mana nominal harga properti tumbuh tajam. Tetapi secara riil harga justru turun.
Sedangkan di Indonesia, inflasi relatif terkendali karena diuntungkan dengan booming harga komoditas dan kebijakan pemerintah menetapkan batasan harga untuk berbagai sektor seperti energi, semen, dan lain-lain.
Sunarsip memperkirakan sektor properti di tahun 2023 masih akan terus tumbuh dengan didorong oleh inflasi global yang sudah mulai melemah.
“Kalau inflasi AS turun, tekanan suku bunga mereka akan berkurang. Itu juga akan berdampak ke suku bunga dalam negeri, sehingga akan menguntungkan sektor properti,” terang Sunarsip seperti dikutip Kontan, pada Senin (13/2/2023).
Proyeksi tumbuhnya sektor properti juga bisa dilihat dari hilirisasi industri dan pembangunan proyek IKN. Hilirisasi akan meningkatkan aktivitas manufaktur dalam negeri sehingga membutuhkan ekonomi dan daya beli masyarakat.
Sedangkan pembangunan proyek IKN akan membuat pengembang meluncurkan produk-produk baru sesuai dengan konsep yang telah direncanakan di Ibu Kota Nusantara.