Pengembangan Metaverse digencarkan untuk diaplikasikan ke berbagai aspek kehidupan. Mulai dari industri pariwisata, industri musik hingga industri jasa keuangan. Saat ini, teknologi Metaverse juga mulai merambah ke dunia pendidikan. Para siswa mungkin saja sekolah online di Metaverse, lho. Gimana caranya, ya?
Sekolah online di Metaverse ini digagas oleh perusahaan teknologi pembuatan aplikasi edukasi teknologi yang fokus pada dunia pendidikan yaitu Cakap. Perusahaan ini juga bekerja sama dengan WIR Group, perusahaan berbasis teknologi Augmented Reality (AR), Virtual Reality (VR) dan Artificial Intelligence (AI) menerapkan teknologi terbaru, Metaverse, ke dalam dunia pendidikan.
Melansir dari CNNindonesia,com, CTO serta Co-founder Cakap menjelaskan bahwa cara belajar murid-murid lewat Metaverse bisa lebih memahami materi pelajaran lebih komprehensif.
“Sekarang saya melihat materi-materi pendidikan terbatas pada buku dan video. Ini salah satu materi baru yang sedang diserap supaya industri pendidikan bisa membuat materi yang lebih immersive,” kata Yohan kepada CNNIndonesia.com, Kamis (19/5).
Sebelumnya dalam metode pengajaran konvensional, materi diajarkan guru kepada murid di dalam kelas secara lisan atau menyuruh murid membaca buku hingga menonton video. Namun dengan adanya cara sekolah online di Metaverse, diharapkan bisa memberikan penjelaskan secara gamblang terkait materi yang susah dijelaskan lewat buku atau video.
Seperti menciptakan virtual objek di mana murid bisa melihat secara nyata. Hal ini bisa diimplementasikan dalam pembelajaran terkait sejarah hingga kedokteran bedah dan lainnya.
“Ini arahnya providing akses yang tadinya mungkin tidak bisa digapai jadi lebih banyak possibility untuk mengajarkan sesuatu jadi lebih luas. Misalnya, guru jadi bisa menunjukkan benda-benda sejarah secara realtime tanpa harus pergi ke museumnya. Secara penyampaian melalui device VR dan AR bisa ekspor ke mana-mana,” ujarnya.
Selain itu, teknologi Metaverse juga memudahkan adanya fitur live class, di mana murid bisa belajar secara real time seperti pertemuan tatap muka di sekolah tanpa harus datang ke sekolah.
Ya, walau cara ini tidak jauh berbeda dengan School From Home yang dilakukan akibat adanya pandemi, namun kelebihan dengan Metaverse, para murid bisa berinteraksi dengan satu sama lain lebih mudah daripada lewat video call dan jadi lebih semangat.
Namun tentunya, mengubah dunia pendidikan dan mengimplementasikan teknologi Metaverse di Indonesia tidak semudah membalikkan telapak tangan. Yohan lebih lanjut memaparkan ragam kendalanya.
Di antaranya yaitu membutuhkan biaya untuk mengembangkan teknologi, proses adaptasi dan training bagi sekolah dan murid terkait device yang digunakan hingga membangun keinginan user untuk mengeluarkan biaya atas device yang diperlukan untuk skeolah online di Metaverse
Kalau menurut Sobat, gimana? Setujukah jika kegiatan sekolah di Indonesia bakalan diadakan di Metaverse?