Palu tak hanya menjadi perkakas tukang dan senjata andalan karakter film Marvel, Thor: Love and Thunder yang baru-baru ini dirilis di bioskop-bioskop favorit Sobat SJ saja. Tetapi, palu juga bisa menjadi alat penting dalam persidangan. Jika dalam film Thor palu digunakan untuk melawan musuh, kira-kira di dalam persidangan gunanya untuk apa ya? Lalu, Sobat penasaran nggak sih, kenapa di persidangan harus menggunakan palu? Bagaimana sejarahnya, langsung simak penjelasannya.
Ada beberapa versi sejarah mengenai penggunaan palu dalam persidangan atau jika di luar negeri disebut gavel. Nama gavel sendiri diambil dari bahasa Inggris abad pertengahan kuno yaitu “gafol” yang berarti “tribute” atau “persembahan”.
Persembahan yang dimaksud di sini adalah dalam hal upeti yang harus diberikan satu pihak ke pihak lain. Ya, dulu di Inggris selain menggunakan uang, upeti berupa harta bisa menjadi alat bayar bahkan untuk membayar denda yang telah ditentukan oleh hakim persidangan.
Lebih lanjut, dikisahkan juga oleh seorang pengacara di laman media sosial Quora, ketika hakim pengadilan di Inggris (sekitar tahun 1480-an) mengesahkan perjanjian pemberian upeti, biasanya ditandai dengan bunyi gebrakan ke meja atau bangku. Bunyi itulah yang disebut gavel. Kalau juru sita di persidangan sudah berkata, “Gavel is sounded“, pertanda persidangan auto selesai.
Namun, lama-kelamaan, kebiasaan tersebut membuat tangan hakim menjadi luka-luka. Dari kejadian itulah, hakim mulai menggunakan palu di persidangan, tentunya agar tidak luka seperti saat menggebrak meja.
Di kisah lainnya, pemerintah Inggris sendiri mengatakan bahwa mereka tidak menggunakan palu persidangan manapun. Melansir website judiciary.uk, dijelaskan meski banyak film-film mengenai persidangan di Inggris menggambarkan penggunaan palu dalam persidangan, nyatanya di masa lampau Inggris sama sekali tidak menggunakan gavel.
Hal ini sesuai dengan kutipan salah satu media besar di Inggris, The Guardian. Di mana dalam ulasannya, mereka mengkritik drama buatan media besar Inggris lainnya BBC yang menampilkan penggunaan palu atau gavel oleh hakim di persidangan masa lampau pemerintah Inggris.
Gavel ini bisa dibilang pertama kali terlihat saat Wakil Presiden John Adams menggunakan palu sebagai panggilan untuk memberikan perintah di Senat AS pertama di New York pada musim semi 1789, abad ke -18.
Sejak saat itu, palu persidangan telah menjadi perwakilan deklarasi pembukaan dan penutupan proses sidang, pendana disepakatinya sebuah keputusan hingga menjaga pertemuan persidangan tetap tertib.
Penggunaan Palu Sidang di Era Sekarang
Biasanya palu sidang terbuat dari kayu keras atau kayu mahoni yang diketahui tahan banting, dengan tangkai pegangan panjangnya antara 20-25 cm. Berdiiameter antara 2 hingga 3,5 cm dengan panjang kepala palu 8-10 cm dan berdiameter 10-12 cm.
Lalu, cara mengetuk palu pun tidak sembarangan. Dalam persidangan mengetuk palu ada aturannya. Pimpinan sidang harus mengangkat palu antara 10 hingga 15 cm dari bantalan yang diletakan di atas meja. Sudutnya pun diatur antara 50 hingga 60 derajat dengan jumlah pukulan yang berbeda-beda.
Pukulan satu kali berarti menerima dan menyerahkan persidangan atau menyatakan sidang ditunda atau dalam istilah sidang disebut diskors. Jika pimpinan sidang memukul 2 kali artinya penundaan sidang dicabut dan sidang kembali dilanjutkan.
Sementara untuk ketukan palu sebanyak 3 kali, memiliki arti pembukaan dan penutupan sidang serta penetapan putusan sidang.
Nah, itulah sejarah palu serta arti dari jumlah pukulan palu dalam persidangan. Kalau Sobat SJ perkirakan, palu Mjolnir milik Thor bisa nggak ya digunakan untuk persidangan?