Selama ini uang menjadi salah satu peranan penting dalam kehidupan kita sehari-hari. Selain digunakan sebagai alat tukar yang sah, uang juga digunakan sebagai penentu nilai suatu benda. Sudah ada yang tahu bahwa sebelum adanya uang rupiah terdapat mata uang tertua di nusantara di era kerajaan?
Sejak sistem pertukaran dengan uang ditemukan, nusantara memiliki mata uang sendiri hampir di tiap kerajaan yang sekarang menjadi mata uang tertua di nusantara. Sebagaimana dikutip dari buku “Indonesia Poenja Tjerita : yang Unik dan Tak Terungkap dari Sejarah Indonesia”, berikut lima mata uang tertua di nusantara:
Mata Uang Krishnala
Mata uang Krishnala dicetak pada era Kerajaan Jenggala pada 1042-1130 Masehi. Uang emas dan perak dicetak dengan berat standar, namun memiliki perubahan bentuk di zaman ini . Yang sebelumnya koin emas berbentuk kotak kini menjadi bundar. Sementara, koin perak memiliki desain dan bentuk yang cembung dengan diameter 13-14 mm. Namun, saat itu mata uang Krishnala kalah saing dengan uang Kepeng dari Tiongkok sehingga pada khirnya uang Tiongkok tersebut menjadi mata uang resmi menggantikan mata uang lokal.
Mata Uang ‘Ma’
Mata uang Ma ada sejak abad ke-12. Uang ini ditemukan di situs Kota Majapahit, berbentuk koin berbahan emas dan perak. ‘Ma’ sendiri adalah singkatan dari kata “Masa” yang ditulis dalam huruf Nagari dan Siddham atau juga dalam huruf Jawa Kuno. Terdapat pula mata uang lainnya yang berbentuk segi empat, trapesium, segitiga dan seperempat lingkaran. Uang tersebut dibuat apa-adanya dan dibubuhi cap berupa gambar jambangan, tiga tangkai tumbuhan, atau kuncup bunga dari bentuknya.
Mata Uang Syailendra
Mata uang pertama kali mulai dicetak pada era kerajaan Mataram Syailendra sekitar 850-860 Masehi yang berpusat di Jawa Tengah. Mata uang Syailendra ini berbentuk koin dengan dua jenis, yakni emas dan perak. Koin ini terdiri dari beberapa nominal seperti Masa, Atak, dan Kupang. Nominal Masa adalah satuan koin terbesar dan pada bagian depannya terdapat huruf Devanagari “Ta”. Sedangkan “Ma” untuk koin Masa dari perak biasanya berdiameter 9-10 mm. Selain itu, koin ini juga memiliki pola bunga cendana.
Mata Uang Gobog Wayang
Mata uang Gobog Wayang berasal dari Kerajaan Majapahit pada abad ke-13. Thomas Raffles pertama kali mengenalkan koin ini dalam bukunya yang berjudul ‘The History of Java’ (1817). Koinnya berbentuk bulat dengan lubang di tengahnya. Bentuk koin itu terpengaruh dari koin Tiongkok atau Jepang kala itu. Gobog Wayang adalah asli buatan lokal yang digunakan sebagai alat untuk persembahan di kuil bukan sebagai alat tukar. Hal itu serupa dengan penggunaan koin dalam persembahan di kuil masyarakat Tiongkok atau Jepang.