Perusahaan global asal Perancis yang bergerak di bidang manajemen energi dan otomasi industri, Schneider Electric, sedang melirik Indonesia nih, Sob untuk memajukan bidang energi terbarukan.
Schneider Electric menilai Indonesia bisa menjadi kunci produksi dan pusat layanan untuk kawasan Asia Tenggara. Hal itu ditegaskan oleh Global Chief Strategy and Sustainability Officer Schneider Electric, Gwenaelle AviceHuet, saat mengunjungi dua fasilitas utama Schneider di Indonesia, yakni Center of Excellence of Electricity, Automation, and Renewable Energy (EARE) di Cimahi dan fasilitas Pabrik Cerdas di Cikarang – Bekasi.
“Kunjungan ke Center of Excellence (CoE) merupakan cara untuk menunjukkan komitmen terhadap misi ini,” ujar Gwenaelle dalam keterangan resmi pada, Senin (27/3/2023).
Mengenai CoE sendiri merupakan fasilitas yang menyediakan pelatihan dan penelitian tingkat lanjut di bidang energi terbarukan, otomasi, dan kelistrikan. Sejak 27 Desembaer 2022, CoE telah memberikan pelatihan terhadap 24.800 siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
Dengan adanya CoE, diharapkan dapat meningkatkan kualitas atas 144 institusi SMK di seluruh Indonesia, 277 tenaga guru terlatih, 125 teknisi terlatih, dan 94 tenaga guru terdampak, dengan cakupan 24 regional Coe.
“Kami terkesan dengan kualitas fasilitas dan dedikasi tim. Kami percaya melalui kolaborasi dengan CoE EARE dan organisasi lainnya dapat membuat langkah signifikan menuju masa depan yang lebih berkelanjutan untuk semua,” tambah Gwenaelle.
Sedangkan untuk Pabrik Cerdas Schneider di Cikarang diketahui telah menerapkan digitalisasi dan keberlanjutan yang berorientasi pada pencapaian emisi nol serta pelestarian aneka ragam hayati dan pemberdayaan masyarakat setempat.
Pabrik ini juga diketahui menerapkan energi terbarukan dengan pembangkit listrik tenaga surya yang menghasilkan hingga 228 MWh per tahun. Dengan begitu, langkah ini dinilai mampu mengurangi emisi karbon hingga 181 ton CO2 per tahun atau setara penanaman 900 pohon per tahun.
Ditargetkan pabrik menggunakan 100% energi terbarukan di tahun 2025. Cikarang Smart Factory yang dibangun Schneider di Cikarang ini bisa dibilang menjadi salah satu contoh untuk mengajak pelaku industri lainnya dalam menerapkan energi terbarukan dengan Green Heroes for Life (GHFL) atau bagian dari inisiatif Schneider Electric membangun komunitas masyarakat yang sadar lingkungan, bisnis, dan institusi untuk menerapkan praktik efisiensi energi.
Saat ini, negara yang menjadi percontohan GHFL adalah Indonesia, Vietnam dan Thailand. Diharapkan di kemudian hari kampanye ini akan diperluas ke negara-negara di luar Asia Tenggara.
“Kami membuat perbedaan unik melalui inovasi, keberlanjutan, dan tanggung jawab sosial,” pungkas Gwenaelle.
Melihat dua pabrik utama yang dimiliki Schneider Electric, tidak menutup kemungkinan keinginan mereka menjadikan Indonesia sebagai pusat layanan dan produksi di Asia Tenggara bakal terealisasi.