Saparella merupakan minuman legendaris dari Yogyakarta dan minuman soda pertama asli Indonesia. Minuman ini berasal dari tanaman Sarsaparilla yang dalam bahasa Latinnya dinamakan Smilax aristolochiaetolia.
Konon Saparella ini merupakan minuman para raja-raja pada masanya. Minuman ini populer pada tahun 1960-an, bisa dikatakan minuman ini adalah sebuah simbol kemajuan ketika menjamu tamu-tamu. Selain itu minuman ini pada masa jayanya menjadi minuman khusus untuk orang yang memiliki hajat tertentu seperti pernikahan maupun sunatan.
Soda dari Jawa ini berwarna ungu kehitaman, memiliki rasa semriwing yang berasal dari karbonasi yang disertai rasa manis yang khas. Karena mengandung soda, efek dari minuman ini dipercaya dapat menyembuhkan masuk angin dengan sendawa yang dikeluarkan setelah meminumnya.
Minuman ini disukai karena rasa dan bentuk botolnya yang unik. Terdapat dua jenis botol, yakni botol medium yang memiliki penutup unik dari keramik ditambah dengan kawat sehingga seperti botol Champagne dan botol kecil yang bentuknya bulat dan lebar dibagian bawahnya. Diketahui jumlah produksinya tidak terlalu banyak karena pembuatan minuman ini dikelola secara rumahan atau produksi rumahan.
Pada tahun 1960-an minuman ini bisa ditemukan dimana saja, namun kini hanya beberapa warung dan toko saja yang menyediakan Saparella di lemari pendinginnya. Bahkan,beberapa produsen besar seperti Hercules, Manna dan Jangkar dulu juga memproduksikannya. Namun saat ini ketiganya sudah ditutup.
Hendrawan Judianto, seorang pemilik minuman merk Indo Sarsaparilla, merupakan salah satu titik terang pelestarian minuman bersoda ini, hingga kita masih bisa menikmatinya. Meski begitu, minuman ini termasuk langka karena pemerintah hendak menerapkan bea cukai yang pastinya memberatkan produsen. Saat ini kita hanya bisa menjumpai tiga merek yakni Indo Saparella sendiri, Ay-Hwa dan Minerva, namun Indo Saparella lah yang masih sering dijumpai.
Minuman limun Sarsaparilla, merupakan salah satu minuman legendaris dari tanah Yogyakarta yang hendaknya dilestarikan dan didukung oleh pemerintah sehingga nantinya anak cucu kita dapat merasakan simbol kemodernan Yogyakarta pada masa jayanya dulu.