Sampah ternyata tak hanya jadi masalah di Bumi namun juga di luar angkasa. Padahal ada banyak lho bahayanya jika sampah-sampah tersebut dibiarkan begitu saja. Memangnya, apa saja sih yang termasuk sampah luar angkasa dan bagaimana caranya mereka bisa berada di sana?
Sampah luar angkasa adalah istilah untuk menyebutkan bagian satelit yang tidak dapat digunakan, seperti komponen roket hingga puing mesin yang beterbangan di antariksa. Sampah ini berasal dari aktivitas eksplorasi di antariksa yang semakin marak. Ya, barang tersebut banyak beterbangan karena luar angkasa tidak memiliki gravitasi.
Lalu, ada berapa jumlah sampah hingga mulai mengkhawatirkan? Sampai saat ini, NASA telah melacak 27.000 benda semacam itu yang bergerak tanpa tujuan di orbit Bumi. Sedangkan Badan Antariksa Eropa, atau ESA, memperkirakan bahwa sekitar 36.500 keping puing yang lebih besar dari 10 sentimeter (4 inci) sekarang mengorbit Bumi.
Lebih lanjut data terakhir The United States Space Surveillance Network menyebutkan, sampah luar angkasa yang berada di orbit Bumi lebih dari 8.000 ton kubik.
Oh ya, sampah itu nggak cuma dari NASA namun juga ada dari dari Roscooss, Badan Antariksa Eropa hingga perusahaan swasta macam SpaceX punya Elon Musk dan Blue Origin yang aktif meluncurkan satelit ke angkasa.
Pada 2020 saja tercatat sudah lebih dari 1.200 satelit sudah diluncurkan ke orbit Bumi. Dari total ada 6.542 satelit di orbit Bumi, hanya setengahnya yang berfungsi. Sisanya menjadi sampah yang menumpuk di luar angkasa.
Bahaya Sampah: Bisa Menghancurkan Satelit hingga Astronot!
Banyaknya sampah luar angkasa ini sangat berbahaya, karena orbit Bumi bisa penuh sesak dengan satelit. Belum lagi jika kemudian ada dua satelit besar bertabrakan, tentunya ini akan menjadi berbagai potongan-potongan sampah kecil yang menumpuk. Jika tidak diatasi sesegera mungkin, tidak menutup kemungkinan hal ini dapat menutup orbit Bumi.
Puing-puing ini dapat bergerak dengan kecepatan 24.000 km/jam (15.000 mph) di orbit Bumi. Jika gerakannya sangat cepat, dapat menabrak dan menghancurkan satelit fungsional atau roket hingga astronot yang lewat kapan saja. Padahal di orbit Bumi banyak terdapat satelit yang punya beragam fungsi, seperti memfasilitasi komunikasi, navigasi, bantuan militer, pengamatan bumi, ramalan cuaca, pencarian mineral, dan banyak lainnya.
Contoh kejadian nyata tabrakan akibat sampah-sampah tersebut terjadi pada tahun 2009. Pada langit dengan ketinggian 804 kilometer di atas Siberia, dua satelit bertabrakan, yaitu satelit Rusia yang sudah tidak aktif dan satelit aktif milik Amerika Serikat. Peristiwa ini menyisakan debris orbital atau sisa-sisa partikel berukuran lebih dari 10 sentimeter.
Upaya Membersihkan: Bikin Pesawat untuk Giring Sampah ke Atmosfer Bumi
Berbagai upaya dipikirkan untuk membersihkan sampah luar angkasa. Misalnya seperti yang dilakukan agensi Jepang bernama JAXA yang sedang mengembangkan pesawat luar angkasa yang diberi nama Electro Dynamic Tether (EDT). Pesawat yang memiliki ukuran sepanjang 701 meter ini nantinya berfungsi mendorong debris keluar dari orbit Bumi dan terbakar di atmosfer yang lebih tinggi.
Teknologi serupa juga dikembangkan di Purdue University, AS, yakni Spinnaker3 yang disebut-sebut bisa bekerja menggiring sampah ke atmosfer Bumi agar hancur dengan baik. Bahkan sampah sebesar roket sekalipun!
Ya semoga permasalahan sampah luar angkasa ini bisa cepat teratasi ya Sob. Soalnya nggak lucu kan ketika warga Bumi udah punya wacana pindah ke Mars, eh pas pindahan malah macet gara-gara banyak sampah beterbangan di luar angkasa.