Dalam memperingati 1 Syawal atau Syawalan, beberapa masyarakat di Indonesia memiliki tradisi-tradisi yang unik. Salah satunya yang dilakukan warga Pedurungan Tengah, Kota Semarang yang memiliki tradisi weh-wehan atau saling memberi ketupat jembut.
Perayaan saling memberi ketupat jembut dilakukan sejak pagi hari, usai masyarakat muslim melaksanakan ibadah shalat subuh. Biasanya warga yang ikut merayakan Syawalan didominasi oleh anak-anak, tetapi tidak sedikit pula orang tua yang ikut berebut ketupat khas Semarang, Jawa Tengah ini.
Mengenai ketupat jembut memang berbeda pada ketupat lebaran pada umumnya. Ketupat ini memiliki rasa yang khas, karena telah diberi bumbu saat diolah. Selain itu, isinya pun berisikan tauge yang keluar dari bungkus ketupat.
Menurut warga, tradisi ini telah berlangsung sejak puluhan tahun lalu dan kebanyakan warga pun tidak mengetahui makna dari tradisi weh-wehan kupat ini.
“Hanya sedikit yang tau, katanya simbol perjuangan. Kalau yang tidak bisa memberi ketupat biasanya memberikan uang fitrah,” ujar Ketua RW 1 Pedurungan Tengah, Wasi Darono seperti dikutip Suara Jawa Tengah.
Beberapa media lokal di Jawa Tengah pun mengutip jika tradisi yang dilakukan oleh warga Pedurungan Tengah, Semarang ini tiap tahun cenderung naik antusiasnya dan atas tradisi weh-wehan Syawalan ini dapat mempererat tali silaturahmi serta kekompakan antar warga Pedurungan Tengah dan sekitarnya.
“Tradisi baik seperti itu harus kita uri-uri (jaga), karena bisa merekatkan hubungan antar warga,” tambah Wasi Darono.
Lalu, bagaimana ya rasa ketupatnya? Silahkan Anda mencoba sendiri.