Laju digitalisasi merambah beragam lini kehidupan. Tak hanya di bidang industri manufaktur yang berkaitan dengan penggunaan mesin dan perangkat fisik, kehidupan pribadi masyarakat pun tak lepas dari pengaruh teknologi digital. Dalam perubahan itu, Sobat perlu sambut era keuangan digital agar tak tertinggal. Salah satunya dengan membaca buku terbaru berjudul Disrupsi Itu Seru!.
Diluncurkan pada Selasa lalu (20/6/2023), buku ini diterbitkan oleh Elex Media Komputindo. Penulis buku ini, Yosea Iskandar, menguraikan sejumlah gejala disrupsi global, tak terkecuali berimbas pada bidang industri keuangan.
“Disrupsi jasa keuangan ditandai dengan teknologi baru, perubahan perilaku konsumen, atau perubahan regulasi. Hal ini membuat industri keuangan dinamis, dituntut untuk mengubah strategi bisnis dan model bisnis,” kata Yosea, dalam peluncuran buku di Gramedia Matraman, Jakarta.
Selaku Head of Legal & Corporate Secretary PT Bank DBS Indonesia, Yosea menuangkan sejumlah pengamatannya selama berkecimpung di bidang jasa keuangan. Buku yang ditulisnya merupakan buah pandangan dan hasil riset selama tiga tahun belakangan. Menurutnya, dalam triwulan mutakhir, terjadi banyak perubahan dalam dunia perbankan.
Dibandingkan kebanyakan buku kajian keuangan lain, karya Yosea layak disambut baik pemerhati isu fiskal atau perbankan. Dengan penulisan yang menggunakan tata kalimat populer yang mudah dimengerti oleh publik awam, Sobat dijamin akan mudah memahami persoalan keuangan yang disajikan dalam buku ini.
Seperti diungkapkan Yosea, lewat karya ini, dia ingin menjadi jembatan bagi internal pelaku industri perbankan dan masyarakat.
“Selama ini kebanyakan isu ini (perbankan) ditulis oleh akademisi. Saya ingin memperkaya wacana perbankan. Agar bisa diketahui oleh orang-orang yg terlibat di perbankan, maka saya terdorong menulis buku ini,” ucapnya.
Secara ringkas, buku ini menyingkap transformasi industri keuangan melalui adaptasi terhadap beragam disrupsi atau gangguan dalam proses yang terjadi dalam industri keuangan. Dari situlah, perbankan lantas memunculkan beragam inovasi sehingga kita perlu sambut era keuangan digital yang terus berubah.
Dalam buku Disrupsi Itu Seru!; Menyingkap Transformasi Industri Keuangan melalui Adaptasi dan Inovasi, sepanjang 135 halaman penulis juga menekankan pentingnya perhatian perbankan berperan menjaga lingkungan. Pokok ulasan ini sejalan dengan ketentuan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) yang mewajibkan bank untuk melaporkan kegiatan yang berisi kinerja ekonomi, keuangan, sosial, dan lingkungan perusahaan dalam melakukan kegiatan usaha yang berkelanjutan.
Bagi Sobat yang tertarik mendalami atau sedang mempelajari isu keuangan, kamu bisa mencari tahu dengan membaca buku ini. Terdapat sejumlah bab dalam buku ini yang dengan detail membahas topik-topik terkait disrupsi di bidang keuangan, yaitu Perbankan, Pasar Modal, Asuransi, dan Fintech. Untuk mendapatkannya, kamu bisa mengunjungi toko buku Gramedia terdekat.
Fitur Baru
Dalam kesempatan yang sama, Head of Digital Banking PT Bank DBS Indonesia Erline Diani menjelaskan fitur baru bernama LiveBetter yang disajikan dalam aplikasi digibank by DBS. Erline mengatakan, Live Better ditujukan memudahkan publik memahami investasi yang berbasis ESG (Environment, Social, & Governance).
“Tingkat kepedulian masyarakat terhadap investasi dan isu keberlanjutan semakin tinggi. Akan tetapi, banyak dari mereka belum memiliki pemahaman yang cukup tentang investasi berbasis ESG yang belakangan nge-tren,” kata Erline.
Erline mengatakan, fitur LiveBetter akan tersedia pada aplikasi digibank by DBS mulai 8 Juli 2023. Dengan fitur ini, ujar Erline, Bank DBS Indonesia berupaya memberikan dampak layanan perbankan yang lebih maksimal dengan menghadirkan produk yang berdampak positif bagi lingkungan dan masyarakat.
Bank DBS Indonesia berkomitmen mengintegrasikan faktor lingkungan dan sosial pada tiap lini bisnisnya. Hal ini diwujudkan melalui langkah tiga pilar keberlanjutan, yaitu Responsible Banking, Responsible Business Practice, dan Create Impact Beyond Banking.
Pilar pertama dijalankan dengan memberikan produk perbankan yang bertanggung jawab, seperti pembiayaan hijau berupa sustainability loan, sustainability linked-loan/bond, termasuk fitur LiveBetter.
Pilar Responsible Business Practice diterapkan dengan kebijakan yang lebih ramah lingkungan pada operasional bisnis Bank DBS Indonesia untuk menekan emisi karbon. Beberapa di antaranya adalah penggunaan solar panel pada beberapa kantor cabang, menghemat kertas, dan pengelolaan sampah kantor. Sementara itu, pilar ketiga dicapai lewat kegiatan sosial seperti literasi keuangan, kampanye #MakanTanpaSisa, dan DBS Foundation.
Hijaukan Lingkungan
Aktris dan pemerhati lingkungan Nadine Alexandra turut berbagi pengalamannya berkontribusi melestarikan alam. Belum lama ini, Nadine turut mendampingi BOS Foundation dalam kegiatan pelepasliaran empat orang utan di Taman Nasional Bukit Raya, Kalimantan Tengah.
“Pengalaman itu semakin membuka mata saya akan pentingnya pelestarian habitat hutan dan lingkungan secara keseluruhan. Saya senang dengan adanya fitur seperti LiveBetter masyarakat dapat lebih memahami tentang ESG,” ucapnya.
Nadine berharap agar setiap diri masyarakat tergerak untuk berkontribusi membawa perubahan positif bagi lingkungan. Contohnya, kata dia, bisa diawali dengan tindakan yang prolingkungan, misalnya membatasi penggunaan kertas, atau membiasakan membawa botol minuman sendiri.
“Sebenarnya hal-hal kecil yang kita lakukan konsisten, itulah yang dapat memberikan dampak yang besar,” ujar Nadine.
Setuju, Sob?