Tak banyak yang tahu bahwa Sagara Bootmaker adalah salah satu brand sepatu boot lokal asal Indonesia, tepanya di Bandung. Brand ini ternyata sudah lama mendunia dan sangat digemari oleh orang Amerika, terutama Californians dan New Yorkers!
Sagara Bootmaker sendiri didirikan oleh Bagus Satrio, pria asal Bandung dan sebagai creativepreneur Indonesia yang memang telah merintis usaha boot-nya sejak tahun 2010 silam.
Pemilihan nama brand ‘Sagara’ sendiri diambil dari bahasa Sanskrit artinya adalah samudera.
“Dulu, brand di Indonesia kebanyakan menggunakan nama dari bahasa Barat, segala yang berbau lokal tidak terdengar eksotis, karena western culture semenjak era tahun 90-an membombardir Indonesia. Kami di sini ingin menggunakan identitas yang berbau Indonesia karena memang target kami waktu itu ingin produk Indonesia diapresiasi oleh international market,” kata Bagus.
Dalam setiap produknya, ada banyak peleburan budaya yang menyatukan produk tersebut, ada semangat nusantara di mana Sagara menggali the spirit of craftsmanship dari pekerja-pekerja lokal.
Produknya juga terinspirasi dari banyak hal, seperti memiliki gaya Americana yang merupakan akulturasi dari beberapa genre. Ada juga gaya American workwear dan military culture dari era ‘40-an hingga ‘60-an. Nilai-nilai freedom and rugged disisipkan secara rapi pada produk, sementara unsur Victorian digunakan dalam marketing.
Di tengah bermunculannya variasi bisnis karya anak bangsa pada masa itu, Bagus langsung mengambil keputusan untuk membuka usaha sepatu boot. Ia mengaku bahwa sejak kecil dirinya memang menyukai sepatu tinggi atau boot.
“Sedari kecil, saya memang sukanya sepatu tinggi. Saya nggak pernah pake sepatu di bawah mata kaki. Di masa SMA sampai kuliah, saya bersinggungan dengan musik hip-hop yang otomatis bikin saya terhubung dengan basketball shoes dan Timberland. Seiring pendewasaan diri, saya ingin membuat sepatu boot yang proper dan long lasting.”
Sepatu-sepatu tersebut diproduksi di workshop yang dimiliki sendiri oleh Sagara. Bahkan sol karet dan heel pun diproduksi dan dibuat sendiri.
Brand sepatu ini mengedepankan kualitas daripada kuantitas sehingga satu pasang sepatu membutuhkan waktu pengerjaan yang cukup lama. Upaya tersebut diakui Bagus untuk menjaga keseimbangan agar tidak terjadi bubbling effect di masa yang akan datang.
“Proses pembuatan sepatu kami kurang lebih ada dua ratus langkah. Setiap pasang sepatu memakan waktu efisien kurang lebih dua hingga tiga minggu. All made by hand. Semua jahitan, kecuali jahitan upper, kami kerjakan pakai tangan,” jelas Bagus.
Bagus dan tim Sagara meyakini bahwa target pembeli akan selalu ada dan bertumbuh.
“Kami percaya, Indonesia akan selalu jadi pangsa pasar yang bagus untuk produk apapun jika mampu menemukan pasar itu atau mengembangkan pasarnya jika market-nya belum kelihatan,” jelasnya.
Bagus menekankan bradnya tersebut bertumpuh pada satu hal, yakni kualitas. Dari mulai kualitas material, ergonomi, durability, after sales service, hingga brand image, Sagara Bootmaker selalu memberikan yang terbaik.
“Kami adalah pionir di era digital ini dan kami sadar banyak orang berharap kepada kami. Oleh karena itu, kami mencoba memberikan yang terbaik untuk Indonesia,” tambah. Bagus sebagai penutup.
Bagaimana, tertarik dengan brand sepatu Sagara yang telah mendunia ini? Kalian bisa mengintip produk dan karya Sagara lainnya di Instagram, @sagarabootmaker atau di website www.sagarabootmaker.com.