Belum lama ini siswa-siswi SMK di Nusa Tenggara Timur membuat suatu terobosan baru yang dinilai sangat inspiratif, yakni memproduksi Sabun Aroma Terapi. Dengan memproduksi produk inspiratif ini, diketahui omzet mereka pun bisa mencapai jutaan rupiah.
Untuk memperkenalkan karyanya yang lebih luas lagi, siswa-siswi yang diketahui berasal dari SMKN 1 Pocoranaka, Kecamatan Lambaleda Selatan, Kabupaten Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur ini telah mengembangkan keterampilan kewirausahaan Sabun Aroma Terapi dengan cara menjual ke UMKM di wilayah Nusa Tenggara Timur.
Ada pun Sabun Aroma Terapi yang dibuat memiliki dua varian rasa, yaitu rasa kopi dan eco enzyme. Dari menjual sabun ini pun, para siswa SMKN 1 Pocorangaka bisa meraih omzet mencapai Rp1,2 juta.
Meskipun demikian, produksi sabun ini memang tidak rutin dilakukan oleh pihak sekolah. Alasannya lembaga pendidikan di daerah tersebut sedang mengurus izin Badan Pengawas Obat-obatan dan Makanan (BPOM). Alhasil, sekarang pihak lembaga pendidikan ini hanya membuat sabun dalam jumlah terbatas saja. Terutama saat diadakan pameran dan Gebyar SMK se-Kabupaten Manggarai Timur.
“Banyak yang memesan produk Sabun Kopi dan Sabun Herbal Eco Enzyme, tetapi produksi terbatas karena pihak sekolah sedang mengurus BPOM-nya,” kata Stanislaus Semit selaku Kepala Sekolah SMKN 1 Pocoranaka, sebagaimana dilansir Kompas pada beberapa waktu lalu.
Padahal, sejak 2022 siswa dan siswi di SMKN 1 Pocoranaka telah melakukan penelitian demi mengembangkan dan memproduksi sabun yang terbuat dari bahan dasar bubuk kopi dan sayur mayur bagi di kalangan terbatas.
Sampai pada tahun lalu, siswa dan siswi memproduksi 35 sabun aroma terapi. Hasil jadi dari produk ini kemudian dipamerkan saat gebyar SMK se-Manggarai Timur dan berhasil terjual habis dengan total omzet Rp525 ribu.
Kemudian, salah satu sekolah kejuruan terbaik di NTT ini kembali mengikuti kegiatan gebyar SMK 2023 dengan memproduksi 45 buah Sabun Aroma Terapi. Lagi-lagi, produksi sabun buatan anak bangsa laris-manis terjual dengan perolehan omzet sebesar Rp675 ribu. Kalau dijumlahkan, total omzet tahun lalu dan saat ini sebesar Rp1,2 juta.
“SMKN 1 Pocoranaka mengembangkan produk ini dengan alasan bahwa Kabupaten Manggarai Timur sebagai penghasil kopi terbesar di NTT dan juga produk eco enzyme dengan alasan bahan baku sayur-sayuran yang dibuang untuk diproduksi ulang dengan konsep ramah lingkungan dan sabun untuk kesehatan,” kata Semit.
Semoga saja ya, Sob, produk inspiratif yang dibuat oleh para siswa di SMKN 1 Pocoranaka segera mendapat izin jual dari BPOM.