Konsep greenhouse atau rumah kaca sudah lama diketahui bisa meningkatkan kualitas tanaman sehingga kerap dipakai di sektor pertanian. Biasanya tanaman yang memakai konsep rumah kaca adalah tanaman yang tidak terlalu besar habitusnya seperti kangkung, selada, bayam, sawi, pakcoy, dan stroberi.
Keuntungan bercocok tanam dengan rumah kaca tak hanya bisa melindungi tanaman dari cuaca ekstrem namun juga bisa melindungi tanaman dari serangan hama. Terlebih, dengan atap yang serba transparan, sinar matahari bisa tetap masuk ke dalamnya sementara tanaman yang berada di dalam terjaga dari hal-hal membahayakan.
Dan konsep rumah kaca ini akan segera ditingkatkan lagi menjadi Rumah Kaca Biodiversitas Tropika Nasional Terpadu yang akan dibangun oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melalui Kedeputian Infrastruktur Riset dan Inovasi.
Rumah kaca ini dikatakan akan dibangun di komplek Cibinong Science Center (CSC), Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Rumah kaca ini terdiri dari Greenhouse Display serta Greenhouse Riset dan Produksi.
Di Greenhouse Display seluas 10.000 meter persegi atau satu hektare ini nantinya akan dipamerkan tumbuhan-tumbuhan berdasarkan ekoregion yang mencerminkan tanaman nusantara seperti tanaman nusantara Papua, Sumatera, Jawa, dan Kalimantan.
Di dalam rumah kaca yang mempunyai konsep desain kubah besar berstruktur baja dan kaca antipecah itulah nantinya bisa memperkenalkan keanekaragaman hayati Indonesia dan strategis mempercepat penyebaran ilmu hayati ke masyarakat.
Sedangkan pada bangunan Greenhouse Riset dan Produksi akan mencakup 17 rumah kaca di antaranya rumah kaca untuk koleksi, pemuliaan, uji transgenik dan uji penyakit, uji serangga, uji ekologi, uji agronomi, aeroponik, dan hidroponik.
Tak hanya itu, Greenhouse Riset dan Produksi juga akan dilengkapi dengan ruang pertumbuhan (growth chamber), bank biji (seedbank), pengolahan limbah, screen house beratap tahan air, ruang preparasi, dan ruang pamer.
Kelebihan Rumah Kaca Biodiversitas Tropika Terpadu
Perbedaan Rumah Kaca Biodiversitas Tropika Terpadu dengan rumah kaca lainnya yaitu terlihat dari fungsinya untuk meningkatkan kualitas tanaman, memiliki fasilitas spesifik yang didukung dengan sistem manajemen yang memenuhi Good Agricultural Practice (GAP) atau praktik pertanian yang baik dan keamanan hayati.
Rumah Kaca Biodiversitas Tropika Terpadu ini disebut akan menjadi rumah kaca yang memiliki fasilitas terintegrasi pertama di Indonesia. Dengan fasilitas riset, maka akan banyak dilakukan studi pada tanaman dari sisi fenotipe dan ekosistem biodiversitas tropika. Termasuk juga studi bioprospeksi dan pemanfaatan dari level genomik, transcriptomic, proteomik, metabolomik, morfologik, dan fonemik.
Selain itu, pembangunan Rumah Kaca Biodiversitas Tropika Terpadu ini juga merupakan upaya pelestarian dan pengembangan plasma nuftah tumbuhan potensial Indonesia. Sekaligus mengembangkan teknologi di bidang ilmu pertanian, kehutanan dan lingkungan hidup.