Berada di kawasan ring of fire atau banyak mempunyai gunung api, membuat Indonesia rawan bencana alam, termasuk gempa. Tetapi, sebenarnya para nenek moyang Indonesia telah mengantisipasi bahaya bencana alam tersebut dengan membuat hunian rumah adat yang tahan gempa. Padahal waktu itu belum ada teknologi untuk mendeteksi gempa bahkan teknologi membuat hunian minimalis hingga real estate seperti sekarang.
Deretan rumah adat tahan gempa yang dibuat bagi para leluhur tentunya mempunyai ciri khas tertentu berdasarkan budaya dan tradisi masing-masing.
Lalu, apa saja rumah adat tahan gempa buatan nenek moyang Indonesia? Simak daftar berikut, Sobat:
1. Rumah Kaki Seribu
Rumah adat ini milik salah satu suku di Papua Barat. Rumah kaki seribu merupakan rumah panggung dengan kayu dan beratap alang-alang. Disebut sebagai Rumah Kaki Seribu karena memiliki tiang penyangga di bawahnya dengan jarak yang diatur tiap 30 cm. Rumah tahan gempa dengan konstruksi menggunakan kayu ini berukuran 8×6 meter dan tinggi atap sekitar 4-5 meter.
2. Rumah Adat Woloan
Sama seperti Rumah Kaki Seribu, rumah adat asal Tomohon, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara ini dibuat berbahan kayu besi dan kayu cempaka sehingga sangat kokoh dan tahan bencana gempa. Rumah panggung yang satu ini unik karena konsep knockdown-nya atau bisa dibongkar pasang sehingga mudah dipindah dari satu kota ke kota lain.
3. Rumah Adat Bali Utara
Alasan mengapa Rumah Adat Bali Utara ini tahan gempa adalah karena konstruksi rumah yang terbuat dari kayu dengan adanya sambungan yang fleksibel bergerak saat gempa. Konstruksi saka atau tiang dan lambang serta sineb sebagai balok pada bangunan, memiliki fungsi melindungi penghuninya dari reruntuhan bangunan akibat gempa. Struktur rumahnya pun berada di atas tanah. Sehingga ketika gempa, rumah hanya bergeser saja. Sementara itu, apabila runtuh biasanya hanya dialami di daerah tembok saja.
4. Rumah Joglo
Di deretan rumah adat tahan gempa selanjutnya ada Rumah Joglo khas Jawa. Rumah Joglo dibangun menggunakan kayu jati. Ciri khas rumah ini ada di atapnya yang berbentuk tajug atau semacam piramida yang mengerucut.
5. Rumah Gadang
Kalau rumah ada yang satu ini pasti Sobat sudah familiar kan? Ternyata keunikannya tak hanya pada atapnya yang unik seperti tanjung runcing yang berfungsi sebagai menahan curah hujan namun rumah ini juga tahan gempa karena dibuat oleh kayu-kayu terpilih.
6. Omo Sebua
Masih menggunakan kayu, rumah adat Nias ini dibangun di atas tiang-tiang kayu nibung yang tinggi besar dan beralaskan rumbia. Tiang-tiang besar tinggi ini tidak tertanam ke tanah dan antar sambungan juga tidak memakai paku tapi memakai pasak. Hal ini membuat Omo Sebua menjadi rumah adat tahan gempa bumi.
Selain Omo Sebua, masyarakat Nias juga memiliki rumah adat Omo Hada. Yang membedakan, rumah ini merupakan rumah untuk rakyat. Bentuknya persegi. Rumah ini bertiang kayu dan beratap rumbia.
7. Rumah Laheik
Rumah tradisional Kerinci ini biasa dikenal dengan nama umoh laheik dam umoh panja. Bahkan fondasi rumah ini hanya menggunakan tumpukan batu alam tanpa menggunakan paku dan hanya mengandalkan pasak dan ikatan tambang ijuk namun bisa membuat rumah adat ini tahan gempa.
7. Rumoh Aceh
Sama seperti rumah adat lainnya, Rumoh Aceh terbuat dari kayu dan memiliki bentuk rumah panggung. Namun atapnya terbuat dari rumbia dan juga kayu pilihan yang bisa tahan ratusan tahun. Bangunan ini punya konstruksi yang elastis karena antara tiang dan rantai diikat dengan pasak tanpa paku, serta membentuk rigid (kotak tiga dimensional yang utuh). Dengan konstruksinya yang elastis dan saling mengunci tersebut, membuat bangunan ini kokoh dan tahan terhadap getaran dan goyangan.