Presidensi G20 sedang berlangsung di Indonesia dan juga Sherpa Meeting sebagai salah satu bagian dari kegiatan diskusi forum G20 yang membahas isu ekonomi dunia. Sherpa Meeting G20 berlangsung di Labuan Bajo, Provinsi Nusa Tenggara Timur di bulan Juli 2022 lalu. Yang menarik, di hadapan para petinggi dunia yang menghadiri Sherpa G20, kali ini ada satu makanan khas Labuan Bajo yaitu Roti Kompiang.
Roti Kompiang menjadi bahan dari hidangan Manggarai Joy Mochi Ice Cream. Kudapan khas Labuan Bajo tersebut dikombinasi dengan es krim yang juga asli dari dalam negeri. Tentu saja, dengan dihidangkannya hidangan tersebut, para peserta yang hadir dalam Sherpa Meeting G20 dapat mengetahui kekayaan warisan kuliner Indonesia.
Sekedar informasi, Roti Kompiang ini menjadi salah satu makanan khas dari daerah Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi NTT yang populer. Roti ini juga mempunyai bahasa lainnya yaitu ‘longa’. Nama ‘longa’ dalam bahasa Manggarai Flores berarti ‘wijen’.
Jika melihat berbagai catatan sejarah, roti satu ini merupakan adaptasi dari kue asal Tiongkong yang sempat masuk ke beberapa wilayah Indonesia, termasuk NTT. Pertama kali Roti Kompiang populer di kota Ruteng sekitar tahun 1983.
Biasanya, roti tersebut disajikan pada acara-acara keluarga saja. Namun, dengan bergesernya waktu roti ini tidak hanya disajikan pada acara-acara tertentu saja, namun di saat waktu-waktu santai biasa dan menjadi oleh-oleh yang ‘wajib’ dibawa oleh para wisatawan.
Dalam pembuatannya sendiri, roti ini membutuhkan waktu kurang lebih 12 jam lamanya. Karena masih menggunakan cara tradisional. Bahan-bahan yang dibuatnya pun terbuat dari tepung gandum yang ditaburi wijen di bagian atasnya. Jika dilihat sekilas, Roti Kompiang mirip dengan onde-onde. Namun yang membedakan ialah bentuknya yang lebih besar. Bulatannya pun tidak sempurna seperti mip onde-onde.
Di sisi lain, Roti Kompiang juga kerap disebut mirip dengan dorayaki dari Jepang. Namun, teksturnya agak lebih keras dari dorayaki. Ukurannya pun bisa sebesar bola tenis dan dapat bertahan selama tiga hari jika diletakkan pada ruangan terbuka. Roti khas masyarakat NTT ini dapat bertahan lebih lama (seminggu) jika diletakkan pada lemari penyejuk.
Bagi Sobat SJ yang ingin mencoba roti unik satu ini, kamu bisa mencoba saat berkunjung ke Labuan Bajo atau bisa memesan secara online. Harganya pun dipatok mulai dari Rp2.500 - Rp7.000 per buah. Disarankan, untuk menikmati roti ini, kamu bisa padukan dengan teh hangat maupun kopi panas.