Roslinda remaja asal Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) diberikan Anugerah oleh Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) sebagai kategori Tokoh Anak Inspiratif yang Peduli Terhadap Perlindungan Anak.
Dalam berbagai kegiatan di forum anak, Roslinda remaja asal Sumba ini aktif terlibat untuk menyuarakan hak-hak anak di desanya tersebut sejak tahun 2017. Dirinya bahkan sempat mewakili anak Indonesia untuk bersuara di forum Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB).
Aktif tergabung dalam forum anak di desanya
Remaja yang akrab dipanggil Oslin ini pertama kali aktif dalam menyuarakan perlindungan anak pada Forum Anak Desa. Forum tersebut merupakan wadah bagi anak-anak di desanya untuk berpartisipasi dalam proses pengambilan kebijakan oleh pemerintah daerah.
Saat itu, Wahana Visi Indonesia tengah mendorong pemerintah desa di wilayah dampingan untuk membuat Peraturan Desa tentang Perlindungan Anak.
Membantu anak-anak di desanya untuk mendapatkan akta kelahiran
Pada saat itu anak-anak di desanya rata-rata belum memiliki akta kelahiran, terhitung baru 20 persennya saja. Karena warga harus pergi ke Kota Waingapu untuk membuat akta, dan tidak semua orang tua memiliki waktu maupun sumber daya untuk melakukannya, sehingga banyak anak kesulitan ketika akan melanjutkan sekolah ke tingkat SMA.
Hal tersebutlah yang membuat Oslin semakin aktif dan terus mengajak teman-temannya berani bersuara. Hingga akhirnya mereka bisa mendorong pemerintah desa menerbitkan akta kelahiran untuk anak-anak di desanya. Kini, seluruh anak di desa tersebut 100 persen telah memiliki akta kelahiran.
Mewakili anak Indonesia di markas PBB
Dengan semangat dan kepeduliannya terhadap anak-anak, Oslin berkesempatan terpilih untuk mewakili anak-anak Indonesia di markas PBB yang berada New York pada 9 – 18 Juli 2019, dalam forum United Nations High Level Political Forum (HLPF). Oslin menyuarakan pentingnya perlindungan anak dari berbagai bentuk kekerasan seksual dan pernikahan dini.
Lalu pada pada 8 Oktober 2020, remaja berusia 16 tahun itu kembali terpilih untuk menyampaikan suara tentang dampak pandemi Covid-19 bagi anak-anak di Indonesia kepada para perwakilan negara-negara di PBB (UN Member States) secara virtual.
Ketua KPAI Susanto mengatakan, proses penyaringan para penerima Anugerah KPAI ini dilakukan berdasarkan usulan pemerintah daerah dan sejumlah lembaga.
“Anugerah KPAI merupakan bentuk apresiasi kepada setiap pihak yang turut berkomitmen dalam upaya perlindungan anak. KPAI menggunakan beberapa indikator dalam penilaiannya, yaitu komitmen, diferensiasi, inovasi dan dampak pada perlindungan anak,” kata Susanto.