Kecil-kecil cabai rawit, itulah julukan yang patut diberikan kepada Imran, siswa Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Tangerang Banten yang menciptakan robot perahu pembersih air sebagai solusi masalah pencemaran air di Indonesia.
Imran memaparkan, inspirasi untuk merancang robot ini adalah berawal dari pengalamannya dengan sang kakak yang kerap melihat air sungai dan danau di sekitar rumahnya berwarna hitam. Kala itu, siswa berusia 14 tahun ini berpikir bagaimana dirinya bisa mengembalikan air tersebut menjadi jernih seperti semula. Karena rasa ingin tahunya tersebut, ia terdorong untuk membuat robot pembersih air.
Pada ajang kompetisi yang diselenggarakan secara daring di Korea, Imran rupanya mampu memperlihatkan robot perahu pembersih kekeruhan air yang ia ciptakan. Untuk cara kerja robot tersebut, Imran menjelaskan mulanya air sungai atau air laut akan disedot melalui pompa ke tangki pemroses. Setelahnya air tersebut dideteksi tingkat kekeruhannya. Apabila hasilnya keruh, nantinya bakal dituangkan zat kimia sebagai pembersih air. Setelah air kembali jernih, maka akan dibuang ke perairan.
“Terus robotnya bekerja sebagai apa, sih, sebenarnya?”
Robot perahu pembersih air ini bekerja dengan sistem paket lengkap, Sob! Mulai dari pendeteksi kekeruhan air, proses penjernihan hingga pengembalian ke air jernih ke perairan, semuanya diatur oleh robot tersebut. Canggih pol!
Saat proses pembuatan, Imran mengaku sering kesulitan terutama pada bagian keseimbangan perahu. Akan tetapi karena kegigihannya, ia mampu menyelesaikan prototipe perahu berukuran panjang 70 cm dan lebar 30 cm ini dengan waktu kurang lebih satu bulan.
“Itu ngebut banget. Idenya, sih, sejak awal tahun, tetapi banyak banget bermunculan ide liar sampai bingung sendiri. Juli 2022 aku baru memutuskan untuk membuat perahu,” papar Imran pada Kamis (22/9), di Jakarta.
Tidak sendiri, demi merancang perahu yang berfungsi sebagai penjernih air, Imran juga dibantu oleh para guru dari sekolahnya, dan tentunya dipengaruhi pula oleh doa dari kedua orangtua.
“Aku banyak dibantu guru pembimbing, guru robot, dan doa orangtua,” lanjutnya.
Berkat inovasinya yang luar biasa ini Imran sampai memenangkan 10 kompetisi baik tingkat regional, Asia hingga ke tingkat dunia. Terbaru, ia memperoleh medali emas pada ajang International Youth Metaverse Robot Challenge (IYMRC), Internasional Creative Robotic 2022 pada Agustus lalu.
Semoga dari cerita inspiratif Imran bisa disontek oleh siswa atau siswi lainnya di Indonesia untuk lebih semangat dalam mengembangkan teknologi, ya! Terutama yang berkaitan dengan lingkungan, nih. Tertarik mencoba, Sob?