Upaya untuk mempromosikan Indonesia sebagai jendela industri 4.0 bagi dunia terus didorong oleh Kementerian Perindustrian (Kemenperin). Hal itu dilakukan melalui kehadiran Kemenperin di Paviliun Indonesia dalam ajang World Expo Dubai 2020 pada 22-28 Oktober 2021.
Sejalan dengan peta jalan Making Indonesia 4.0, penerapan industri 4.0 pada setiap sektor manufaktur akan terus didukung oleh kemenperin demi akan berusaha bertransformasi menuju industri 4.0.
Daya saing industri nasional diyakini akan meningkat di kancah internasional karena dapat menghasilkan produk berkualitas dengan lebih efisien dengan upaya strategis tersebut.
“Saat ini, berbagai sektor industri sudah menerapkan teknologi digital industri 4.0 dalam proses produksinya. Bahkan, digitalisasi mereka mampu bersaing dengan perusahaan-perusahaan skala global,” kata Direktur Jenderal Ketahanan, Perwilayahan dan Akses Industri Internasional (KPAII) Kemenperin, Eko S.A. Cahyanto.
Kemenperin juga telah menetapkan sejumlah sektor industri sebagai national lighthouse melalui program asesmen Indonesia Industry 4.0 Readiness Index (INDI 4.0).
Sudah ada tujuh sektor yang dipilih dan menjadi prioritas dalam menerapkan digitalisasi untuk dikembangkan. Diantaranya adalah industri makanan dan minuman, tekstil dan pakaian, elektronik, otomotif, kimia, farmasi, serta alat kesehatan. Indonesia dipercaya akan mampu berkompetisi secara global melalui sektor-sektor tersebut.
Kemandirian di dalam negeri dapat diwujudkan dalam sektor farmasi dan alat kesehatan. Sedangkan kelima sektor lainnya yang dipilih mampu memberikan kontribusi sebesar 60 persen untuk PDB, menyumbang 65 persen terhadap total ekspor dan menyerap 60 persen tenaga kerja di sektor industri.
Target Indonesia pada tahun 2030 mendatang dari sektor-sektor unggulan tersebut adalah menjadi jajaran 10 besar negara yang memiliki perekonomian terkuat di dunia.
Untuk mewujudkannya, upaya dalam bentuk kolaborasi Indonesia dengan sejumlah negara mitra diperlukan. Tujuannya adalah untuk meningkatkan investasi dalam rangka penguatan struktur manufaktur di dalam negeri sekaligus mendorong substitusi impor.