Rekayasa Hujan Buatan Ditunda, Begini Penjelasannya

Operasi ini dilakukan oleh Tim Teknologi Modifikasi Cuaca BRIN.

Rekayasa Hujan Buatan

Foto ilustrasi hujan. (Foto: pexels.com/ Apoorv Ishan)

Belakangan perbincangan soal kualitas udara buruk di Jakarta dan sekitarnya belum tuntas teratasi.  Penerapan metode hujan buatan atau operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) pun diusulkan, Sob. Namun, menurut Tim TMC Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), operasi rekayasa hujan buatan ditunda sementara.

Pemberitahuan operasi hujan buatan yang ditunda sementara ini disampaikan oleh Koordinator Laboratorium TMC BRIN, Budi Harsoyo, berdasarkan informasi yang dikeluarkan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

Adapun faktor penundaan operasi TMC lantaran pada 22–23 Agustus 2023 bibit awan di wilayah Jabodetabek sangat minim. Rencananya rekayasa hujan buatan akan dilanjutkan pada Kamis (24/8/2023).

Bukan cuma itu, posko untuk operasi TMC pun dipindahkan. Awalnya posko berada di Lanud Husein Sastranegara, Bandung, sedangkan nanti akan berpindah ke Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta. 

Kepala BRIN Laksana Tri Handoko mengatakan, upaya pembasahan atau hujan buatan ini dilakukan sebagai salah satu strategi untuk mengurangi polusi udara di daerah Jakarta dan sekitarnya. Secara umum sumber polusi saat ini dinilai sangat meningkat dan belum berubah dari sebelumnya. 

“Sehingga partikel polutan itu melayang-layang terus. Ini seperti debu yang melayang terus,” katanya. 

Biasanya dalam kondisi normal polusi akan tereduksi turun ke bumi dan terbawa oleh air hujan. Namun hal ini akan terasa sulit apabila dalam kondisi kemarau seperti sekarang. Maka salah satu cara untuk mengatasi hal tersebut adalah melakukan hujan buatan.

Seperti diketahui, pelaksanaan hujan buatan didasari permintaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk menekan tingkat polusi di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek). Kunci dari proses hujan buatan adalah ketersediaan awan dengan kondisi tertentu. Supaya menjadi hujan, diperlukan proses rekayasa dengan menaburkan garam ke dalam awan. 

Exit mobile version