Sampah senyatanya masih menjadi permasalahan sehari-hari masyarakat global. Salah satu upaya untuk mengatasi penumpukan sampah dilakukan dengan mendaur ulang menjadi barang yang berguna. Seperti dilakukan komunitas Recycling Village di Desa Air Naningan, Kabupaten Tanggamus, Provinsi Lampung.
Recyling Vilage adalah komunitas yang bergerak dalam bidang daur ulang sampah plastik rumah tangga yang didirikan pada 2021. Apa saja sampah plastik yang didaur ulang oleh Recyling Village? Beberapa di antaranya adalah kantong plastik, bubble wrap, hingga sampah plastik lain yang umumnya dianggap tak ada harganya lagi di industri ini, seperti botol plastik dan tutup botol.
FYI, Sob, sampah plastik seperti itu justru kebanyakan berasal dari permukiman. Dari data sepanjang 2021, diketahui sebanyak 40,9 persen sampah berasal dari rumah tangga. Setiap tahun, dari 28 juta ton bermacam jenis sampah, secara keseluruhan limbah plastik menyumbang 17,4 persen.
Hal itulah yang menggerakan komunitas Recycling Village membantu mengatasi masalah sampah di Indonesia, terlebih sampah plastik yang tak bisa diurai di tempat pembuangan akhir (TPA).
“Kami berusaha membuat apa yang tidak memiliki nilai menjadi bernilai supaya orang-orang bisa menghargai bahwa kantong kresek itu bukan sekadar sampah. Mereka bisa menjadi barang yang lucu,” ujar Marketing Officer Recycling Village, Addini Alifa Anwari, melansir Kompas.com.
Recyling Village Perwujudan Ekonomi Sirkular dalam Fesyen
Recyling Vllage telah mengumpulkan sampah plastik sebanyak sekitar 1.000 kilogram. Sampah plastik tersebut berhasil didaur ulang menjadi berbagai macam produk fesyen siap pakai, dari kantong pouch, clutch, dompet, tote bag, sling bag, tas belanja, hingga wadah kartu nama dan tempat tisu.
Uniknya, warna-warni pada barang olahan tersebut bukan berasal dari cat pewarna. Sebaliknya, komposisi cerah itu muncul dari warna bahan plastik sampah itu sendiri. Inilah yang membuat unik karena tak ada produk yang sama.
Dengan mendaur ulang sampah plastik menjadi produk fesyen, senyatanya Recycyling Village telah menjalankan ekonomi sirkular. Mereka mampu menciptakan produk dan jasa yang lebih baik bagi konsumen, sekaligus berkembang dan bersumbangsih bagi industri fesyen yang kokoh. Selain itu, ia meregenerasi lingkungan dengan tak menambah limbah, tetapi justru memanfaatkan limbah untuk diolah kembali.
Gaet Ibu-ibu di Desa Air Naningan, Lampung
Adapun untuk tenaga yang mengerjakan daur ulang sampah plastik menjadi barang berguna, Recycling Village menggandeng ibu-ibu di Desa Air Naningan. Mereka membantu para ibu mengikuti pelatihan seputar pengelolaan sampah plastik rumah tangga yang bisa didaur ulang menjadi berbagai jenis barang, salah satunya produk fesyen.
“Ini yang membuat ya ibu-ibunya sendiri. Mereka kami bimbing, kami arahkan, tapi makin ke sini mereka yang bikin pola (diproduksi) sendiri. Kita juga jadi terkejut,” ujar Sabrina Naula Allisha, CEO Recycling Village.
Nah, produk daur ulang hasil Recyling Village ini juga sudah dipasarkan kepada publik. Harganya dibanderol mulai Rp95 ribuan. Kamu juga bisa ceki-ceki instagram @recylingvillage, loh.
View this post on Instagram