Para pecinta musik di Indonesia, khususnya para ‘pemburu’ rilisan fisik mulai dari kaset, CD (compact disc) hingga piringan hitam baru saja merayakan ‘lebaran’ di Record Store Day Indonesia (RSDI) 2022 yang diselenggarakan selama dua hari yakni 23-24 April 2022 di Kuningan City, lantai 2, Jakarta Selatan.
Sempat ‘menghilang’ karena pandemi Covid-19, ternyata antusias penggemar musik akan rilisan fisik pun tidak pudar. Hal ini bisa dilihat saat gelaran Record Store Day Indonesia (RSDI) 2022 berlangsung. Di mana, tidak hanya usia dewasa saja yang masih mengoleksi kaset, CD dan piringan hitam, melainkan remaja-remaja dari ‘Gen Z’ pun banyak yang tertarik untuk mencari rilisan fisik dari musisi dan band-band favorit mereka. Meskipun, saat ini banyak gempuran penjualan melalui platform musik digital yang mudah diakses melalui smartphone.
Di penyelenggaraan RSDI 2022, Sampai Jauh pun mencoba untuk melihat secara langsung bagaimana antusias para pecinta musik di Indonesia dalam ‘memburu’ rilisan fisik favorit mereka. Bahkan ada yang rela untuk mengantri dari pagi hari dan menghabiskan uang mereka hingga jutaan rupiah untuk mendapatkan rilisan-rilisan yang dijual terbatas.
Sekedar informasi saja, mengenai rilisan-rilisan yang ada di RSDI 2022 tahun ini dibanderol berkisar antara puluhan ribu rupiah hingga jutaan rupiah. Perbedaan tersebut disesuaikan dengan bentuk rilisan yang dikeluarkan oleh label rekaman maupun toko record tersebut.
Untuk harga paling mahal terdapat pada penjualan piringan hitam (ratusan ribu hingga jutaan rupiah). Disusul dengan rilisan dalam bentuk CD dan kaset.
Mengapa harga piringan hitam lebih mahal?
Ada beberapa faktor yang mengakibatkan harga piringan hitam menjadi mahal. Pertama, tempat produksi yang tidak ada di Indonesia. Banyak musisi dan band di Indonesia dalam merilis piringan hitam harus melakukan produksinya keluar negeri, seperti Amerika Serikat, Australia, Jerman, Ceko, Jepang hingga Tiongkok.
Dalam obrolan santai di gelaran RSDI 2022, Ricky Virgana selaku personil (bass) dari band White Shoes and the Couples Company menjelaskan jika band-nya dalam merilis piringan hitam (vinyl) bisa mengeluarkan dana produksi sebesar kurang lebih Rp15 juta untuk 500 copy.
Sehingga, jika dijual dalam hitungan per-vinyl, musisi dan band membandrol dengan harga minimal Rp250-Rp400 ribu. Meski begitu, bagi para pecinta musik khususnya rilisan fisik, harga tersebut pun masih terbilang terjangkau.
Lalu, apa alasan para ‘pemburu’ rilisan fisik rela mengeluarkan dana cukup besar?
Bagi para ‘pemburu’ rilisan fisik, mereka menilai sebuah rilisan fisik adalah sesuatu nilai seni yang tinggi dan patut diberi penghargaan lebih. Baik itu untuk kaset, CD, maupun piringan hitam. Seperti yang diungkapkan mantan penyiar Brava Radio sekaligus musisi legendaris Leonardo Ringo, bahwa dalam satu paket rilisan fisik, para penikmat musik tidak hanya bisa menikmati lagu-lagu dari musisi atau band tersebut, melainkan juga menikmati karya seni lainnya.
“Kalo buat gue, kenapa masih mencari rilisan fisik, karena dalam satu kaset, CD atau piringan hitam, lo bisa menghargai juga karya dari desainer artwork, engineer dan macam-macam,” ujar Leonardo dalam talkshow pada Sabtu (23/4/2022).
Tidak hanya itu saja, pada RSDI 2022 para penikmat musik pun bisa berdiskusi langsung oleh para kolektor serta musisi-musisi ternama di Indonesia mengenai musik-musik favorit mereka. Serunya lagi, pengunjung bisa ikut seru-seruan melantai bersama musisi-musisi ibu kota di area DJ Selector. Di mana nama-nama seperti Merdi dari Diskoria, Ricky ‘WSATCC’, Sari ‘WSATCC’, bangkutaman, Leonardo Ringo, David Tarigan, Ikkubaru, Indra 7 memutar lagu-lagu favorit mereka.
Untuk informasi saja, pada RSDI 2022, terdapat kurang lebih 80 record store yang turut memeriahkan acara ini. Serta terdapat kurang lebih 30 lebih rilisan musisi dan band-band lokal Indonesia dari berbagai genre.
Record Store Day di Indonesia sendiri tidak hanya digelar dalam satu kota saja. Beberapa record store di Indonesia pun diketahui membuat acara serupa dengan tema berbeda-beda. Kota-kota yang menggelar RSD antara lain: Bali, Yogyakarta, Bandung, Sukabumi, Palembang dll.
Mengenai nilai transaksi pada gelaran RSDI 2022 di Kuningan City Jakarta, diperkirakan dalam satu hari mencapai puluhan juta rupiah. Ini membuktikan jika penikmat musik di Indonesia masih membutuhkan karya seni khususnya musik dalam bentuk fisik.
Nah, Sobat SJ sendiri, rilisan fisik apa nih yang masih kalian punya? Coba kasih jawaban di kolom komentar ya?