Penanggulangan sampah anorganik atau sampah plastik masih menjadi perbincangan publik. Namun, lambat laun banyak orang yang sudah meningkatkan awareness mengenai hal tersebut, termasuk dua perempuan yang sulap sampah plastik jadi bahan bangunan ramah lingkungan bernama Rebricks Indonesia.
Kedua perempuan ini adalah Ovy Sabrina dan Novita Tan. Mereka kompak mendirikan usaha produksi untuk sulap sampah plastik jadi bahan bangunan, Sob. Bisnis yang berfokus mengolah sampah plastik ini tercetus tahun 2018, ketika keduanya sama-sama memiliki kepekaan terhadap isu lingkungan hidup.
Setelah dinyatakan lulus dalam menyelesaikan pendidikan perguruan tinggi di Universitas Katolik Atma Jaya, Jakarta, Jurusan Psikologi, mereka bertekad membangun bisnis dengan mengubah sampah plastik menjadi barang bernilai jual. Dari ide tersebut perempuan berusia 36 tahun ini terinovasi untuk membuat paving block.
“Kami punya akses ke produksi bahan bangunan. Jadi kami bisa mendaur ulang sampah ini menjadi bahan bangunan,” ucap Ovy.
Ternyata gagasan ini juga didukung oleh latar belakang kedua. Ovy Sabrina, misalnya, berasal dari keluarga yang juga berbisnis di bidang bahan bangunan, atau lebih tepatnya memiliki pabrik block konvensional yang kini telah berjalan selama tiga dekade. Di sisi lain, selama di bangku perkuliahan Novita juga gemar mengikuti organisasi yang berkaitan dengan kemanusiaan.
Masih di tahun 2018, Ovy dan Novita pun mulai meneliti untuk mengolah sampah plastik agar diubah menjadi bahan bangunan. Sampai pada akhirnya mereka merekrut dosen teknik sipil untuk membantu riset dan mengembangkan produk Rebricks.
Mengenai sumbernya sendiri keduanya mengaku mendapatkannya dengan dibantu oleh orang-orang yang bersedia mengirimkan sampah rumah tangga dan beberapa perusahaan besar
“Kami melihat bahwa perusahaan punya tanggung jawab untuk mengolah sampahnya. Kalau mereka ingin mengirimkan sampahnya kepada kami, kami berkolaborasi membuat sebuah projek. Mereka biasanya membeli kembali sampahnya (yang telah dijadikan produk bahan bangunan) untuk kegiatan CSR atau pribadi,” tambahnya.
Setahun kemudian, mereka berhasil merilis paving block recycle dari sampah daur ulang. Dalam hal ini produk paving block rebricks buatan keduanya termasuk ke dalam kriteria Standar Nasional Indonesia (SNI) kelas B. Maksud dari produk kategori SNI kelas B adalah paving block buatannya diproduksi untuk digunakan sebagai pelataran area parkir dan fasilitas pejalan kaki. Mereka berharap produksi paving block rebricks ini bisa bertahan lama dan sustain.
Lihat postingan ini di Instagram
Sebagai informasi, menurut Plastic Waste Discharges from Rivers and Coastlines in Indonesia, laporan yang dirilis Bank Dunia pada 2021, hingga saat ini Indonesia menghasilkan 7,8, juta ton sampah plastik setiap tahunnya. Serta, sebanyak 4,9 juta ton sampah tak terkelola dengan baik.
Semoga dengan menyulap sampah plastik menjadi paving block seperti yang dilakukan oleh Rebricks Indonesia ini jadi satu langkah positif guna penanggulangan sampah di Indonesia. Di samping itu, semoga cerita inspiratif dari kedua perempuan ini bisa membuatmu tergerak, ya, Sob!