Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) atau PTPN Group Indonesia dipercaya untuk memasok teh asal Indonesia untuk Starbucks Corporation pada April 2022 lalu. Perseroan berhasil meyakinkan Starbucks untuk melanjutkan pembelian teh produksi Perkebunan Nusantara Group pada tahun 2022. Total perdagangan lintas internasional ini mencapai US$496.000 atau berkisar Rp7,11 miliar (asumsi kurs Rp14.360 per 1 USD).
Dwi Sutoro selaku Direktur Pemasaran Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero), memaparkan bahwa perdagangan ini merupakan bentuk komitmen perusahaan dalam mewujudkan strategi pemasaran melalui kemitraan strategis dan ekspansi produk hilir.
“Holding Perkebunan Nusantara sukses meningkatkan kinerja ekspor, khususnya komoditi teh ke Ameria Serikat. Pencapaian ini menunjukkan kemampuan Holding Perkebunan Nusantara dalam memproduksi teh sesuai standar kualitas pasar internasional,” terang Dwi Sutoro, dikutip dari Suara Surabaya.
Keberhasilan ekspor teh Indonesia ke Starbucks ini menjadi tren lanjutan dari tahun-tahun sebelumnya. Pada tahun 2021, tercatat total penjualan mencapai US$322.000 atau sekitar Rp4,62 miliar. Berdasarkan data tersebut, PTPN Group Indonesia sukses tingkatkan nilai ekspor teh sebesar 54 persen pada tahun 2022.
Sebenarnya, apa yang menjadi alasan produk teh PTPN Group Indonesia bisa tembus dan diminati oleh Starbucks di Amerika Serikat, ya, Sobat?
Dwi Sutoro menjelaskan, Starbucks memiliki standar pemenuhan kualitas yang tinggi. Terutama untuk kelolosan uji mikrobiologi, tea tasting, dan keamanan pangan. Dalam pengujian tersebut, Starbucks bekerja sama dengan Laboratorium Eurofins (Eurofins) Jerman. Hasilnya, produk teh yang dikelola oleh PTPN Group Indonesia layak dan memenuji standar kualitas yang disyaratkan.
“Kami telah melakukan pengapalan teh ke pusat Starbucks di Seattle, AS pada 1 April 2022 ini. Pengapalan tersebut dapat terlaksana setelah kami menerima hasil kelayakan dari Eurofins,” ucap Dwi Sutoro.
Nggak nyangka banget kalau teh hasil buatan Indonesia berhasil mendunia bareng Starbucks, ya, Sob. Teh hasil perkebunan PTPN ini sukses tersebar ke 32 ribu kedai di 79 negara. Pencapaian ini tak hanya membanggakan bagi perusahaan, namun juga dapat memenuhi kebutuhan teh di pasar dunia yang akhirnya dapat meningkatkan pemasukan dan devisa negara.
“Kami bersyukur, Starbucks melanjutkan kontrak pembelian teh dengan PTPN Grup. Sesuai data pemerintah tahun 2021, market share teh asal Indonesia secara global sebesar 2%. Keberhasilan kami mendapatkan buyer dari AS ini, akan menjaga kontribusi sub sektor perkebunan terhadap total ekspor, serta melanjutkan tren surplus neraca perdagangan,” ungkap Dwi Sutoro.
Selain memasok teh untuk Starbucks, kerja sama antar keduanya juga berperan untuk program Pembangunan Berkelanjutan. Starbucks kemudian menyerahkan dana senilai Rp377 juta sebagai bentuk tanggung jawab sosial perusahaan alias Corporate Social Responsibility (CSR). Dari dana tersebut, PTPN Group Indonesia akan mengalokasikannya untuk program pemberdayaan perempuan di sekitar kebun milik perusahaan.
“Kami optimistis ekspor komoditas teh kembali menunjukkan peningkatan yang pesat, terlebih karena perusahaan telah mampu memenuhi spesifikasi mutu dan persyaratan yang diminta oleh para buyer di luar negeri, maka ini dapat meningkatkan penetrasi pasar di dunia internasional,” tutup Dwi.
Wah, siapa sangka ternyata teh yang biasa kamu temui di Starbucks adalah buatan Indonesia. Kalau ada rekan Sobat yang melancong ke Amerika lalu membawa pulang oleh-oleh teh kemasan dari Starbucks, dipastikan rasanya nggak beda jauh dengan teh di dapur keluarga kamu, tuh.