Sampah selalu menjadi masalah perbincangan di kalangan masyarakat. Termasuk sampah-sampah yang berada di wilayah jalan Trans Sulawesi, Kecamatan Bahodopi, Morowali, Sulawesi Tengah. Tumpukan sampah di sepanjang jalan tersebut dikabarkan makin memprihatinkan, Sob.
Tumpukan sampah yang menggunung mengeluarkan bau tak sedap sehingga seringkali mengganggu pengguna jalan tersebut. Belum lagi sampah-sampah yang menggunung ini berpotensi menyebabkan banjir karena sebagian sampah telah menutupi saluran pembuangan air atau selokan.
Selain itu, kondisi makin memburuk karena minimnya fasilitas tempat pembuangan sampah di area pemukiman dan tempat pengelolaan sampah terpadu di wilayah Bahodopi.
Untuk meminimalisir tumpukan sampah, Pemerintah Kabupaten Morowali, terutama Kecamatan Bahodopi, bekerja sama dengan PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) untuk membangun sarana tempat pengelolaan sampah terpadu di wilayah Bahodopi. Rencana tersebut rupanya sudah terbangun sejak 2019.
“Tahun depan TPST (Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu) sudah mulai dibagun di Bahodopi. Kita juga dibantu oleh PT IMIP. Lahan yang disiapkan itu 20 hektare. Namun yang terpenting dari itu adalah bagaimana perilaku hidup bersih masyarakat mulai saat ini sudah terbangun. Mulai sekarang, warga harus bisa mengelola sampahnya sendiri,” tutur Kepala Dinas Lingkungan Hidup Morowali, Elita Gawi, saat di pembukaan kegiatan World Clean Up Day di Bahodopi, pada Sabtu, (16/9).
Terkait hal tersebut, Camat Bahodopi, Tahir mengatakan selain dikenal sebagai tempatnya industri nikel, kini Bahodopi juga dikenal karena sampah yang berserakan di mana-mana. Maka dari itu, sudah saatnya sampah menjadi tanggung jawab bersama yang perlu dibenahi, baik dari warga, pemerintah, maupun pihak swasta.
“Meski terbatas sarana dan prasarana persampahan di wilayah ini, karena itu salah satu kendala kita.Namun kita berharap masyarakat lebih paham dan sadar dengan perilaku kebersihan. Ke depannya Bahodopi akan disediakan tempat pembuangan sampah, seluas 20 hektare untuk pengelolaan sampah terpadu,” ungkap Tahir.
“Sekarang sedang masuk tahapan diskusi publik untuk pembuatan dokumen lingkungan. Semoga itu menjadi jawaban jangka panjang dari masalah sampah yang ada di Bahodopi.”
Di sisi lain, sebagai perwakilan manajemen Koordinator Community Relation PT IMIP, Thomas Deni Bintaro mengatakan, apa yang dilakukan oleh perusahaan merupakan wujud kepedulian terhadap lingkungan secara berkelanjutan. Namun tetap fokus utamanya kepada penanggulangan sampah lewat program Corporate Social Responsibility (CSR).
“Kita berharap, apa yang kita lakukan bisa memberikan energi positif pada masyarakat untuk ikut ambil bagian menciptakan lingkungan yang lebih baik lagi. Keinginan kita semua mendukung prinsip penanganan sampah yang cerdas dan berkesinambungan untuk menjamin masa depan yang bersih dan lebih baik lagi,” ujar Deni.
Wah, semoga ke depannya Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) yang dibangun oleh pemerintah setempat dan PT IMIP bisa digunakan sebagai solusi penanganan sampah di sepanjang jalan Trans Sulawesi.