Kompetisi sepak bola Liga 1 Indonesia telah usai pada Jumat malam lalu, 31 Maret 2023. Klub dari Sulawesi Selatan, PSM Makassar, berhasil juarai Liga 1 Indonesia saat bertandang ke stadion Gelora Madura Ratu Pemalingan, Jawa Timur. Menghadapi kesebelasan Madura United di pertandingan itu, PSM tampil percaya diri dan menuntaskan permainan dengan keunggulan 3–1.
Dengan kemenangan itu, PSM Makassar berhasil mengunci puncak klasemen Liga 1 dengan 72 poin. Kesebelasan berjuluk “Juku Eja” ini masih menyisakan dua pertandingan lagi. Namun raihan poin besar mereka sulit dikejar lagi oleh pesaing terdekatnya, Persib Bandung, di peringkat kedua dengan 59 poin.
Total 72 poin PSM Makassar dikumpulkan dari catatan hasil 21 kemenangan dan 9 seri. Kemenangan ini menjadi sebuah penantian panjang mereka setelah 23 tahun lamanya. Betapa tidak, keberhasilan menjuarai Liga 1 Indonesia, merupakan capaian PSM Makassar yang amat melegakan setelah sebelumnya diraih pada tahun 2000.
Tak hanya bagi penggawa klub, Jumat malam hingga Sabtu dinihari lalu (1/4/2023) menjadi hari membahagiakan bagi suporter PSM. “Laskar Ayam Jantan”, sebutan para suporter PSM Makassar, menggelar konvoi di jalanan utama kota Makassar.
Sempat Tak Diperhitungkan, PSM Makasar Langsung Mencuat
Tim sepak bola profesional Indonesia yang bermarkas di Kota Makassar, Sulsel itu mengawali musim 2022–2023 dengan predikat tim “underdog”. Berada di peringkat bawah setelah musim lalu mengoleksi hanya 38 poin dengan 8 kemenangan dan nyaris terdegradasi ke Liga 2, PSM Makassar perlahan melampaui capaian poin tim lain.
Selain itu, klub yang didirikan pada tahun 1915 sebagai Macassarche Voetbalbond (MVB) itu, sedang beranjak dari situasi internal yang sulit. Juku Eja mesti rela tak bermain di kandang mereka, Stadion Mattoanging, karena sedang direnovasi total. Juku Eja lantas berpindah ke Stadion Gelora BJ Habibie, Parepare—tiga jam perjalanan darat dari Kota Makassar—untuk setiap pertandingan partai kandang di musim ini.
Menariknya lagi, suksesnya tim Persaudaraan Sepak bola Makassar ini tak sebanding dengan kebanyakan pola permainan tim lain, Sob. Di musim ini, PSM mengembangkan teknik permainan dengan mengandalkan serangan balik cepat. Hal itu terkesan tak populer. Dibandingkan klub saingan terberat mereka, Persija Jakarta dan Persib Bandung, penguasaan bola PSM Makassar pun amat rendah.
Dari unggahan @faktaliga1_ di Instagram diketahui, PSM mencatatkan persentase penguasaan paling rendah dari 18 klub kontestan lain Liga 1 Indonesia. Dari 32 laga yang sudah dimainkan, “Pasukan Ramang” sekadar melakukan penguasaan bola sebesar 39,2 persen.
Meski terbilang kalah dari segi penguasaan bola, PSM mengutamakan teknik permainan sederhana tapi solid. Sang pelatih Bernardo Tavares memakai taktik brilian yang bertumpu pada formasi 3-5-2. Tavares mengedepankan permainan lebih pragmatis dan cenderung menunggu untuk kemudian memainkan strategi counter attack yang mengancam gawang lawan.
Hal itu sejalan dengan kapasitas pemain-pemain tangkas seperti si kembar Yakob dan Yance Sayuri. Begitu pun kesigapan Ramadhan Sananta dan Muhammad Dzaky Asraf menjadikan teknik bermain PSM berjalan efektif dan efisien. Tak pelak, PSM justru menjadi tim tersubur kedua setelah Bali United untuk musim ini. PSM berhasil menyarangkan 60 gol dari 32 laga.
Trofi musim ini lantas mengukuhkan prestasi PSM dengan raihan 7 gelar juara, Sob. Sebelumnya, PSM juara pada tahun 1957, 1959, 1965, 1966, 1992, dan 2000. Selamat untuk PSM Makassar yang telah menjuarai Liga 1 Indonesia! Jaya terus sebagai matahari dambaan dari timur!