Salah satu kendala yang sering dialami oleh pelaku usaha adalah mengenai dana untuk mengembangkan bisnisnya. Begitu pula dengan para pelaku bisnis dari penyandang disabilitas. Melihat hal tersebut, PT Pegadaian berkolaborasi dengan organisasi masyarakat dan sosial Alunjiva Indonesia memberikan program pelatihan kewirausahaan untuk membantu kembangkan usaha dari para disabilitas di Rumah BUMN Surabaya.
Adapun program pelatihan kewirausahaan satu ini adalah sebuah kerja sama multi sektor antara BUMN dan para pelaku usaha disabilitas supaya dapat mengembangkan keterampilan bisnis. Lewat program ini juga para wirausaha disabilitas bisa menciptakan inovasi di setiap produk usahanya. Dengan demikian mereka akan mampu mandiri, bertumbuh, dan berdaya terhadap usahanya.
Menurut Rully Yusuf selaku Kepala Divisi Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) salah satu fokus PT Pegadaian pada program tersebut yaitu pengembangan UMKM. Lewat program ini harapannya keterampilan peserta dapat dimaksimalkan oleh pengguna teknologi dalam pengembangan pemasaran dan usahanya.
“Sejalan dengan program pemerintah, bahwa peran pelaku UMKM harus melek teknologi untuk Go Digital dan Go Global. Kegiatan ini menjadi bukti komitmen kami, bahwa Pegadaian senantiasa mendukung apa yang dilakukan oleh pemerintah, agar membuat kualitas UMKM di Indonesia dapat naik kelas,” kata Rully.
Lebih lanjut Rully menyampaikan dengan dilakukan pendampingan seperti ini, Pegadaian akan mendorong pelaku usaha untuk ikut serta dalam memberikan dampak sosial dan lingkungan yang bermanfaat demi kelangsungan hidup masyarakat, terutama soal kesejahteraan ekonomi.
“Kami akan melakukan pendampingan selama 3 bulan, sampai para wirausaha disabilitas ini bisa memahami value yang dapat dihasilkan dari pengembangan usahanya. Kami juga akan memberikan strategi pengembangan usaha, dari mulai mengatur operasional, sales, dan strategi marketing produk seperti melakukan pemasaran menggunakan media dan marketplace,” ucapnya.
Untuk pelaku usaha disabilitas yang lolos proses seleksi ini dan ikut dalam program pendampingan kewirausahaan, antara lain penyandang tuna daksa, autisme, tuna netra, dan tuna rungu.
Program ini akan berlangsung secara offline dan online dari Juni sampai Agustus 2023. Nantinya peserta bisa berdiskusi langsung dengan mentor untuk membahas permasalahan sampai pengembangan usaha yang dijalani. Ke depannya diharapkan pelaku usaha ultra mikro atau UMKM bisa menjadi peserta yang usahanya berkembang.