Tidak sedikit ilmuan dari Indonesia yang telah mengharumkan nama bangsa dan negara di dunia internasional. Salah satunya adalah Profesor Josaphat Tetuko Sri Sumantyo, ilmuwan kelahiran kota Bandung yang dikenal dengan menciptakan microsatellite.
Berkat temuan dan kejeniusannya, lulusan SMA Negeri 1 Surakarta ini diincar lembaga riset luar negeri seperti NASA (Amerika Serikat), JAXA (Jepang), ESA (Eropa), dan KARI (Korea Selatan).
Alat temuan Profesor Josh kini juga sedang dikembangkan oleh ilmuan-ilmuan dari luar negeri untuk radar peramal cuaca 3 dimensi, observasi bumi dan permukaan planet lain. Ilmuwan yang gemar snorkling ini mengungkapkan jika dirinya mendalami radar dan satelit ketika mengambil S1 dan S2 tahun 1991 sampai 1995 di Kanazawa University, Jepang.
Saat itu, ia membuat sistem radar bawah tanah atau ground penetrating radar dengan menggunakan circuit sederhana, arus yang digunakan bertegangan tinggi hingga puluhan ribu ampere di setiap pulsanya. Hal itu dilakukan agar sinyal dapat menembus lapisan tanah beberapa ratus meter menggunakan loop antenna berdiameter 1 hingga 10 meter.
Meneruskan pendidikan S3 di Chiba University, Profesor Josh mulai mengembangkan synthetic aperture radar (SAR) di laboratorium Center for Environmental Remote Sensing (CEReS). Alat temuan Profesor Josh ini mampu dioperasikan pada siang dan malam hari, serta segala cuaca karena dapat menembus awan, asap dan kabut.
Untuk mengembangkan penemuan-penemuannya, Profesor Josh membuat laboratorium bernama Josaphat Microwave Remote Sensing Laboratory di Jepang. Meski tinggal di ‘Negeri Sakura’, kecintaan Profesor Josh terhadap Indonesia sangat besar. Ia juga berhasil menciptakan pesawat tanpa awak dengan nama JX-1 yang memiliki rentang sayap sepanjang enam meter dan berat 150 kg.
Unmanned Aerial Vehicle ini merupakan impian Profesor Josh saat ia tumbuh berkembang di lingkungan Angkatan Udara. Ciptaan ini merupakan janjinya kepada sang ayah yang merupakan instruktur paskhas TNI-AU.
Tidak sampai di situ saja, Profesor Josaphat Tetuko Sri Sumantyo telah mendapatkan berbagai penghargaan di bidang sains dari dalam dan luar negeri. Temuannya kini telah dipatenkan dan dijadikan acuan dalam mengembangkan teori hamburan gelombang mikro dan terapannya untuk microwave (radar) remote sensing.
Sejak 1 April 2013, ia diangkat menjadi Guru Besar (permanent staff) di Universitas Chiba dan menjadi profesor tamu di berbagai universitas dalam negeri Jepang. Dengan begitu, Profesor Josh bisa dikatakan sebagai orang Indonesia pertama yang berhasil diangkat menjadi Guru Besar di Chiba University.