Minyak jelantah kerap dipandang jadi limbah kotor dan disingkirkan begitu saja. Namun jangan salah, bila diolah dengan benar, minyak jelantah bisa menjadi produk pembersih rumah tangga yang bernilai jual lho. Kok bisa limbah kotor jadi produk pembersih? Nah, tandanya kamu wajib kenalan nih sama produk kolaborasi re.peat dan yayasan Jalantara!
Ecopreneur re.peat dan Yayasan jalantara memanfaatkan minyak jelantah menjadi produk pembersih rumah tangga.
Bagaimana caranya? Di awal, minyak jelantah tentunya diproses dan dimurnikan dengan teknologi canggih. Setelah minyak jelantah diolah lebih lanjut dengan menambahkan bahan-bahan alami, vegan, serta ramah lingkungan, dengan memperhatikan performa yang dihasilkan.
Hasil dari olahan minyak jelantah yang dimurnikan dan ditambah bahan alami menghasilkan pembersih multiguna (MPC) dan penghilang noda (stain remover).
Jangan khawatir, produk ini sudah melalui standardisasi dan merupakan hasil penelitian yang dijalankan selama beberapa tahun bersama tim riset dari Yayasan Jalantara. Bahkan produk ini telah telah mendapat persetujuan dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Jadi aman ya, guys.
Nah, untuk pembersih multiguna (MPC) yang diluncurkan berbentuk pasta. Yang berfungsi membersihkan barang-barang lama agar tampak seperti baru. Sedangkan produk penghilang noda atau stain remover berbentuk bubuk yang berfungsi menghapus noda pada bahan kain dan sejenisnya.
Diharapkan, dengan adanya dua produk pembersih kolaborasi re.peat dan Yayasan Jalantara ini bisa membantu memperpanjang umur barang-barang rumah tangga sehingga jumlah sampah rumah tangga yang dihasilkan berkurang.
Dua produk ini sudah bisa kamu beli di e-Commerce dan platfrom media sosial. Harganya berkisar dari Rp18.900-Rp59.900 dengan berbagai ukuran yaitu 250 gram, 200 gram dan kemasan sachet 70 gram.
Bentuk Dukungan Ekonomi Sirkular
Prinsip untuk membuat sebuah produk yang seminimal mungkin tidak menyakiti bumi dan malah memberikan nilai ekonomi dan manfaat yang besar kepada masyarakat atau yang dikenal dengan nama ekonomi sirkular memang sedang gencar dikampanyekan. re.peat dan Yayasan Jalantara tak ketinggalan berpartisipasi dalam ekonomi sirkular.
“Produk-produk re.peat dirancang khusus sebagai bagian dari upaya untuk mendukung gerakan ekonomi sirkular di Indonesia,” kata Elizabeth, ecopreneur dan CMO re.peat.
Gerakan ekonomi sirkular memang sangat urgen dilakukan mengingat berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, tercatat bahwa sampah yang tidak terkelola mencapai lebih dari 8 juta ton dengan komposisi 58,6 persen sampah organik, 18,6 persen sampah plastik, dan sisanya sampah sejenis lainnya. Maka dari itu, sampah di level hulu alias pada rumah tangga harus diminimalisir.
Kedepannya, Yayasan Jalantara yang kerap memberikan pelatihan kepada komunitas dan kelompok masyarakat tentang pengelolaan dan pengolahan sampah rumah tangga mengatakan akan terus melanjutkan program-program pelatihan dan pendampingan. Namun dukungan dari masyarakat dan sektor bisnis sangat penting. Jadi, yuk saling bahu-membahu menggerakkan ekonomi sirkular di Tanah Air!