Saat menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G7 yang diselenggarakan di Schloss, Elmau, Jerman pada Senin (27/6/2022) lalu, Presiden Joko Widodo mengajak sejumlah negara maju untuk melakukan investasi untuk menciptakan ketersediaan energi bersih di Indonesia.
“Kami mengajak negara-negara maju untuk memanfaatkan peluang investasi di sektor energi bersih di Indonesia. Termasuk pengembangan ekosistem mobil listrik dan baterai lithium,” papar Presiden Jokowi.
Tentunya langkah yang diambil oleh presiden RI ini sejalan dengan misi Indonesia untuk menyuarakan masalah Energi Baru dan Terbarukan (EBT) untuk membangun ketersediaan energi bersih.
Pasalnya sangat tidak mudah untuk mewujudkan hal tersebut. Indonesia memerlukan dana yang besar demi merealisasikan energi bersih. Berdasarkan data yang di dapat dari sepanjang Januari hingga saat ini dalam realisasi investasi sektor EBT dan konservasi energi baru masih tercapai di 0,67 miliar dolar AS. Sementara target tahun ini sebesar 3,97 miliar dolar AS.
Tentu apabila dilihat dari pencapaian tersebut nilainya masih terbilang rendah, yakni baru 16,9 persen dari target yang telah ditentukan di sepanjang tahun ini.
Selain membahas investasi untuk ketersediaan energi bersih di Indonesia, Jokowi juga tak lupa berbincang dengan kepala negara untuk melakukan investasi di Indonesia demi mewujudkan pengembangan EBT agar bisa mencapai target netral carbon di tahun 2060.
Dalam hal ini, lanjut Presiden, Indonesia membutuhkan sekiranya 25 miliar dolar AS – 30 miliar dolar AS untuk transisi selama 8 tahun ke depan. Nantinya transisi ini digunakan sebagai motor penggerak pertumbuhan ekonomi, membuka peluang bisnis, dan menciptakan lapangan pekerjaan.
Upaya dalam menyuarakan tentang EBT ini ternyata bukan hanya dilakukan saat menghadiri KTT G7 saja, melainkan disampaikan juga ketika menghadiri di pertemuan dengan kanselir Jerman.
Dengan ini Presiden Jokowi berharap ke depannya Jerman bisa menjadi mitra dalam mengolah 474 Giga Watt sumber energi baru dan terbarukan di Tanah Air. Mengingat Jerman merupakan negara terkaya di Benua Eropa yang mempunyai program green infrastfucture initiative.
Begitupun ketika Presiden RI bertemu dengan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson beberapa waktu lalu saat pertemuan kepala negara G7. Di mana kedua negara, antara Inggris dan Indonesia, telah menyetujui untuk memperkuat kerja sama di bidang EBT.