Akibat melonjaknya kasus Covid-19 dengan varian Omicron, pemerintah Indonesia baru-baru ini telah menaikan status level PPKM di beberapa daerah menjadi level 3. Para pengamat industri kemudian menilai bahwa PPKM bisa berdampak pada nasib industri manufaktur dan menjegal pertumbuhannya pada tahun ini.
Salah satu pendapat datang dari Direktur Eksekutif Institute For Development of Economics and Finance (Indef), Tauhid Ahmad yang memprediksi bahwa dengan adanya kenaikan level PPKM, nasib industri manufaktur bisa merosot dengan pertumbuhannya di bawah 4,5 persen karena kinerjanya yang tergerus. Tentunya, angka ini meleset dari target pemerintah untuk pertumbuhan industri manufaktur 2022 yakni sebesar 4,5 persen hingga 5 persen.
“Agak berat kalau 4,5 persen, saya menduga di bawah 4,5 persen karena industri pokok seperti makanan minuman, kontribusinya besar sekali. Kalau yang pokok mengalami penurunan, dampaknya ke agregat industrinya juga turun,” kata Tauhid, Senin (7/2/2022), melansir dari Bisnis.com.
Diketahui pada 2021, berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan industri manufaktur mencapai angka 3,39 persen. Sedangkan untuk industri pengolahan non-migas, pertumbuhannya juga mencapai 3,67 persen. Capaian di 2021 ini masih di bawah target Kementerian Perindustrian di 2021 yaitu 4 persen-4,5 persen.
Karena di tahun lalu, sekitar Juli 2021, terjadi pembatasan kegiatan besar-besaran akibat merebaknya virus Covid-19 varian Delta.
Sektor Manufaktur yang Paling Terdampak PPKM
Tauhid kembali mengatakan, selain industri makanan dan minuman, sektor yang paling terdampak dari adanya kenaikan level PPKM dan merebaknya virus Omicron ini adalah sektor tekstil dan produk tekstil (TPT).
Selain TPT, industri barang logam dan elektronik juga diprediksi masih akan negatif pertumbuhannya karena kebutuhan domestik masih rendah di awal tahun 2022.
Dan tentunya, dengan masih mewabahnya pandemi, sektor industri yang bisa terakselerasi yaitu industri kimia, farmasi dan obat tradisional.
Selain Pandemi, Industri Juga Hadapi Tantangan Lain
Ketersedian bahan baku dan kenaikan biaya energi juga diketahui menjadi hambatan bagi pertumbuhan industri. Seperti industri furnitur yang diketahui terkendala bahan baku kayu.
Selain bahan baku, industri juga masih menghadapi persoalan lain yaitu belum pulih sepenuhnya daya beli masyarakat karena taraf perekonomiannya terdampak dari adanya pandemi.