Ibu kota negara akan berpindah dari Provinsi DKI Jakarta ke Kalimantan Timur. Daerah-daerah penyangga ibu kota pun telah ditentukan di antaranya wilayah Samarinda, Balikpapan serta baru-baru ini Sulawesi Tengah juga digadang-gadang sebagai daerah penyangga IKN. Memang, ada potensi apa di Sulawesi Tengah sehingga bisa menyokong kegiatan di ibu kota negara baru?
Meski terpisah oleh Selat Makassar, letak geografis provinsi Sulteng bertemu langsung dengan wilayah calon IKN di Kalimantan Timur. Sehingga dinilai bisa menjadi sentra logistik pangan mulai dari kebutuhan beras, sayur mayur, ikan daging, telur, dan komoditas perkebunan lainnya dan tentunya juga perlu dukungan jalur penghubung antar daerah (interkoneksi).
Sulawesi Tengah kemudian ditetapkan sebagai kawasan penyangga IKN kala diterbitkannya Keputusan Gubernur Sulteng Nomor 504/117.1/DBMPR-G.ST/2022 yang ditandatangani pada 28 Maret 2022 lalu.
Potensi yang ada di Sulawesi Tengah
Selain karena jarak dekat dengan wilayah IKN, Sulawesi Tengah juga bisa menjadi daerah untuk pemasok pangan terlebih setelah penetapan Kawasan food estate seluas 1300 hektare di Desa Talaga, Kecamatan Dampelas, Kabupaten Donggala.
Di areal seluas 1.123,59 hektare tersebut banyak komoditi pangan seperti beras, kedelai jagung serta komoditas hortikultura lainnya. Tak hanya di Donggala, di Sigi dan Parigi Moutong juga bisa dijadikan lumbung beras. Dan juga kawasan industri halal yang sedang terbangun di Kabupaten Banggai.
Tak hanya di bidang pertanian, tambahnya, Provinsi Sulawesi Tengah juga memiliki potensi yang besar di bidang pertambangan, perkebunan dan peternakan.
“Khusus pertambangan, Sulteng memiliki potensi besar emas, biji besi, timah, nikel, dan lain sebagainya. Ini yang harus dimaksimalkan, dengan cara menarik investor untuk menanamkan investasi,” ujar Gubernur Sulawesi tengah, Rusdy Mastura.
Selain itu harga komoditas juga terbilang murah namun tidak mengesampingkan kualitas, sehingga konsumen berminat membeli komoditas dari Sulteng.
Namun untuk siap sepenuhnya menjadi daerah penyangga IKN, masih ada beberapa pekerjaan yang perlu diselesaikan. Di antaranya mempersiapkan smart village (desa pintar) sebagai percepatan pembangunan desa dan peningkatan ekonomi desa di Sulteng hingga pembangunan infrastruktur berupa jalan, jembatan dan tol laut.