Tak hanya ke perusahaan kendaran listrik dunia yaitu Tesla, Indonesia juga menawarkan potensi kekayaan nikel di Tanah Air sebagai ladang investasi ke perusahaan besar lainnya. Hal inilah yang dilakukan Presiden RI, Joko Widodo kala menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN-AS yang berlangsung di Washington sejak Kamis, (12/5) kemarin.
Di dalam konferensi itu, pemimpin negara juga bertemu dengan para pengusaha perusahaan besar di Amerika mulai dari Google, Boeing, Chevron, Qualcomm, Conoco Phillips, Marriot International, dan perusahaan lainnya.
Orang nomor satu di Indonesia itu tentu tak melewatkan momentum ini untuk menawarkan investasi di ekosistem industri kendaraan listrik Indonesia yang sedang dikembangkan.
“Sebagai salah satu negara penghasil bijih nikel terbesar di dunia, Indonesia berkembang pesat dalam industri besi dan baja. Saat ini Indonesia menjadi negara penghasil besi baja stainless terbesar nomor dua di dunia,” ungkap Jokowi seperti dikutip dari pernyataan Sekretariat Kabinet.
Dan tak hanya nikel, Jokowi juga mempromosikan bahwa Indonesia kaya dengan sumber daya lainnya dari tembakau, bauksit untuk aluminium hingga menjabarkan potensi industri dalam pemanfaatan energi baru terbarukan yang ramah lingkungan.
“Kami memastikan bahwa produksi barang penting akan dihasilkan dari pembangkit listrik yang ramah lingkungan. Kami mengundang pelaku bisnis Amerika untuk investasi di Indonesia,” tutur Jokowi.
Lebih lanjut, Presiden memaparkan bahwa kini Indonesia juga tengah menggodok pengembangan ekonomi digital. Indonesia memang diprediksi bisa menjadi pusat ekonomi digital di Asia Tenggara. Terlebih dengan adanya 2.346 startup, terbanyak kelima di dunia.
“Saya sangat mengharapkan kontribusi pebisnis Amerika dalam pengembangan infrastruktur digital, memfasilitasi digital capacity-building, serta mendukung kami masuk global value chain melalui digitalisasi,” ujar Presiden.
Sebagai Presiden G20 tahun ini, Jokowi juga memastikan adanya kemitraan erat dan kerja sama konkret, terutama antar negara kelompok G20 yang diharapkan bisa menjadi katalisator pemulihan ekonomi global.
“Semua ini membutuhkan kemitraan yang erat antara pemerintah dengan komunitas bisnis. Saya berharap para CEO perusahaan besar Amerika dapat membangun kerja sama konkret di G20, dan kerja sama dengan ASEAN, khususnya dengan Indonesia,” ujar Jokowi.