Komoditas dari sektor perairan atau akuakultur memang kerap menjadi andalan kegiatan eskpor Indonesia. Namun, kini tak hanya komoditas perairan berupa udang dan kepiting, ikan sidat yang banyak dibudidayakan di perairan Tanah Air ternyata juga memiliki potensi ekspor!
Nama ikan sidat memang tidak seterkenal ikan tuna atau kakap. Namun, jenis ikan ini tetap kaya manfaat bagi tubuh. Nutrisi yang terkandung di dalamnya tidak bisa dianggap remeh. Fakta lainya lagi, ikan sidat banyak diburu untuk dijadikan hidangan kuliner di negara-negara Asia Timur terutama di negara Jepang.
Sekilas, ikan ini mirip dengan belut. Namun keduanya adalah famili yang berbeda. Diketahui, ikan sidat masuk dalam famili Anguillidae, sedangkan belut termasuk dalam famili Synbranchidae.
Karakteristik dari ikan sidat yaitu mempunyai warna tubuh abu-abu gelap pada punggung dan dada yang berwarna putih, sirip punggung dan sirip perut menyatu ke belakangan dengan sirip ekor. Uniknya, ikan ini juga mempunyai sirip dada yang terletak di belakang kepala sehingga menyerupai daun telinga.
Akan tetapi, ikan ini juga berbahaya, lho. Jangan sembarangan menyentuhnya karena bila tergigit, bisa merobek kulit dan membahayakan keselamatan. Ikan ini dibekali dengan gigi tajam dan merupakan jenis ikan predator.
Diketahui, harga pasaran ikan sidat saat ini berkisar antara Rp160.000 hingga Rp245.000 per kilogram. Di mana rata-rata per kilonya terdiri dari 3-4 ekor ikan.
Salah satu daerah di Indonesia yang berbudidaya ikan sidat adalah di wilayah timur Cilacap seperti Kecamatan Nusawungu, Kroya, Sampang, Maps, dan Adipala. Meskipun, budidaya ini masih dalam skala kecil.
“Kalau dibudidayakan secara berkelompok dan kelompoknya kuat akan mampu membudidayakan mulai dari benih seperti yang dikembangkan di Koperasi Mina Sidat Bersatu, Desa Kaliwungu, Kecamatan Kedungreja,” ujar Kepala Bidang Perikanan Budidaya Dinas Perikanan Kabupaten Cilacap, Indarto.
Namun kini daerah Cilacap diketahui juga tengah mendorong pengembangan budidaya sidat di berbagai wilayah karena melihat produksi sidat di Cilacap selama tahun 2021 bisa mencapai 33,5 ton. Sedangkan untuk produk perikanan budidaya di Cilacap itu sendiri bisa mencapai 14.339 ton pada tahun 2021 dengan udang sebagai komoditas utama sebanyak 4.914 ton.
“Pemasaran sidat memang sempat terhambat akibat pandemi dan peluang ekspornya baru kembali terbuka sekitar pertengahan tahun 2021,” lanjut Indarto.
Potensi ekspor ikan sidat paling besar adalah ke Jepang, namun kini Negeri Sakura ini menutup pintu ekspor karena masih adanya pembatas kegiatan di masa pandemi. Sebelumnya, Indonesia juga sudah pernah mengekspor hasil olahan ikan sidat dari Banyuwangi, Jawa Timur senilai Rp13 miliar ke berbagai negara termasuk Jepang di tahun 2020.
Ikan sidat adalah ikan yang juga mempunyai banyak manfaat seperti ikan lainnya. Manfaat ikan sidat diantaranya bisa meningkatkan kecerdasan dan kinerja otak anak karena kandungan omega-3 DHA dan EPA, menjaga daya tahan tubuh, menurunkan lemak jahat, dan menajaga tekanan darah berkat kandungan zinc-nya.