Indonesia semakin serius mewujudkan cita-cita nol emisi karbon di tahun 2060 mendatang. Tak hanya terlihat dari sektor energi saja yang beralih menggunakan energi baru terbarukan (EBT) yang ramah lingkungan, sektor industri sebagai pengguna hasil energi untuk kegiatan operasional sehari-hari juga ambil peran dalam mengembangkan EBT di Indonesia. Salah satunya lewat pembuatan PLTS di sejumlah ruas jalan tol di Indonesia.
PLTS di jalan tol ini adalah hasi kerja sama perusahaan tambang pelat merah yaitu PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dengan PT Jasa Marga Tbk (JSMR) yang mengembangkan sejumlah Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di sejumlah ruas jalan tol di Tanah Air. Kolaborasi ini sudah resmi diteken lewat penandatangan Nota Kesepahaman atau MoU antara PTBA dan Jasa Marga pada 2 Februari 2022 silam.
Nantinya PLTS sebagai pembangkit EBT akan ditempatkan di ruas jalan tol Bali-Mandara dan mempunyai kapasitas 400 Kilowatt-peak (kWp). Pembangunan PLTS tersebut telah rampung dan tinggal tunggu diresmikan pemerintah.
PLTS serupa juga sebelumnya telah dibangun PTBA yang bekerja sama dengan PT Angkasa Pura II (Persero) di Bandara Soekarno Hatta. PLTS tersebut terdiri dari 720 solar panel system dengan photovoltaics berkapasita maksimal 241 kWp dan terpasanga di Gedung Airport Operation Control.
Disebutkan oleh Sekretaris Perusahaan PTBA Apollonius Andwie bahwa kedepannya pihaknya akan menambah PLTS di beberapa tempat lahan bekas tambang, contohnya PLTS di Tanjung Enim dengan kapasitas sampai dengan 200 MW dan total area 224 Ha. Kemudian, PLTS di Ombilin dengan kapasitas sampai dengan 200 MW dan total area 201 Ha, dan PLTS di Bantuas, Kalimantan Timur, dengan kapasitas sampai dengan 200 MW.
Peran sektor industri sebagai pihak yang banyak mengonsumsi energi di Tanah Air memang diperlukan dalam pengembangan EBT. Pasalnya sumber energi sektor industri masih banyak yang menggunakan coal dan dana petroleum hingga 76%. Baru 23% yang konsumsi energi dari listrik.
Sementara itu, Kementerian Energi dan Sumber Daya mineral sendiri mempunyai target pembangkitan daya hingga mencapai sekitar 39,94 gigawatt (GW) pada 2030 melalui peningkatan kapasitas pembangkit EBT yang berasal dari PLTS Skala Besar, PLTS Atap, PLTS Terapung hingga PLTA.