Industri fashion merupakan salah satu penyumbang polusi dunia terbesar melalui sampah tekstil. Tidak heran jika akhirnya banyak brand bermunculan dengan konsep eco-friendly dan sustainability product untuk mendukung ramah lingkungan. Salah satunya yang dilakukan oleh Pijakbumi.
Merk sepatu ramah lingkungan dari Bandung yang digagas oleh Rowland Asfales pada tahun 2016 ini, dibuat menggunakan beberapa bahan baku lokal berupa kulit samak nabati dari Pekalongan. Sepatu Pijakbumi juga diproduksi menggunakan katun organik, serta kulit kelapa atau coconut leather yang terbuat dari batok kelapa yang telah dilebur menjadi bubuk dan kemudian dicetak menjadi kain.
Bahan-bahan yang beragam dan ramah lingkungan inilah yang kemudian membuat Pijakbumi memiliki ciri khas yang kemudian dilirik oleh pasar domestik hingga global.
“Dari beragam bahan baku tersebut, Pijakbumi kemudian mendesain dan membuat sepatu secara mandiri. Harga sepatu yang dipatok mulai dari Rp 300 ribu per padang hingga Rp 1,8 juta per pasang,” ujar Rowland.
Tercatat, setiap bulannya sepatu ini diproduksi kurang lebih 1.500 pasang. Hebatnya lagi, setiap produksi sepatu lokal ramah lingkungan ini tandas terjual.
Konsistensi produksi serta bahan baku yang digunakan membuat Pijakbumi terpilih untuk memajang produknya baru yang diberi nama ATLAS di Micam Milano 2020 Italia. Mengenai The Micam Milano sendiri adalah pameran perdagangan internasional di industri alas kaki yang rutin diselenggarakan dua kali dalam setahun pada Februari dan September.
“Di setiap gelarannya, The Micam Milano diikuti oleh 1.400 perusahaan dari 30 negara di seluruh dunia. Pijakbumi merupakan satu-satunya perwakilan produk dari Asia Tenggara,” imbuh Rowland.
Tak hanya memamerkan produknya pada pasar global, sepatu lokal asal Bandung ini juga berhasil meraih penghargaan Emerging Designers dari Micam Milano 2020. Sebelumnya, sepatu ini juga telah dijual di berbagai negara seperti Jerman, Spanyol, dan Jepang melalui penjualan online.
“Kedepannya, berencana untuk ekspansi produk tak hanya sepatu namun produk fashion dari atas kepala hingga ujung kaki alias head to toe yang ramah lingkungan. Selain itu, diharapkan jangkauan pasar semakin luas semisal menyasar pasar Hong Kong,” tukas Rowland.