Pengaplikasian teknologi berbasis kecerdasan buatan semakin marak digunakan, terutama di berbagai sektor pekerjaan. Kali ini Bandara Soekarno-Hatta baru-baru ini memperkenalkan petugas berbasis kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) pertama di Indonesia.
“Halo, salam kenal! Kami adalah petugas imigrasi berbasis AI pertama di Indonesia. Bhumi, Pura, Wira, dan Wibara, nama yang terinspirasi dari semboyan imigrasi Indonesia,” tulis akun @imigrasi.soekarnohatta pada Instagram resminya yang diunggah pada Minggu (7/5).
Mengutip laman resmi Bandara Soetta, total petugas berbasis AI yang dirilis oleh pihak bandar udara berjumlah 4 orang, terdiri dari Bhumi, Pura, Wira, dan Wibawa. Keempatnya akan bertugas sebagai humas imigrasi, yang akan berperan sebagai asisten komunikator pelayanan publik di bandara Soekarno-Hatta.
“Bhumi Pura, Wira, dan Wibawa mewakili keberagaman Indonesia. Keempat anggota AI bertugas sebagai asisten komunikator pelayanan publik imigrasi Soekarno-Hatta,” tulis pihak bandara pada cuitan akun Twitter resmi @imigrasi_soetta.
Uniknya meskipun berwujud dalam bentuk AI, keempat petugas virtual bandara ini ternyata berasal dari suku yang berbeda-beda, lho Sob. Hal ini dibuat untuk mempresentasikan keberagaman budaya di Indonesia. Seperti humas AI bernama Bhumi yang berasal dari Sumatra, Pura merupakan petugas perempuan dari Tanah Papua, Wira yang berasal dari Kalimantan yang divisualisasikan memiliki rambut pendek dan berwajah ala perempuan Dayak., dan terakhir ada Wibawa dari Jawa.
Keempat AI yang ada di Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, sudah mulai aktif dan memberikan informasi terkini yang berhubungan dengan imigrasi pada Jumat (5/5/2023).
Lihat postingan ini di Instagram
Sebuah kiriman dibagikan oleh Imigrasi Soekarno-Hatta (@imigrasi.soekarnohatta)
Sekedar informasi saja, dalam pembuatannya AI petugas bandara ini terinspirasi dari wajah-wajah artis ternama di Tanah Air. Misal wajah Bhumi yang terinspirasi dari campuran Al-Ghazali, Rizky Nazar, Ali Syakieb, dan Gandhi Fernando. Berikutnya ada Wibawa, yang mengkombinasikan raut wajah dari Oka Antara, Anjasmara, Ario Bayu, dan Hengky Kurniawan.
“Tidak ada pesona yang dibuat hanya dengan 1 referensi. Bhumi misalnya, kita blend beberapa aktor untuk mendapatkan persona Bhumi,” kata pihak imigrasi Bandara Soetta.
Di balik proses penciptaan 4 persona petugas bandara AI dengan karakter yang berbeda-beda ternyata nggak memerlukan waktu yang lama, hanya empat hari. Dan pengeluarannya terbilang cukup murah, pihak bandara hanya mengeluarkan biaya sebesar Rp200 ribu saja. Hal ini dikarenakan pihak imigrasi Bandara Soetta membuatnya cuma memakai tools gratis.