Pesantren modern terbesar se-Sulawesi direncanakan akan berdiri di Kecamatan Bahodopi, Morowali, Sulawesi Tengah. Pada Minggu (21/8), Pemerintah Daerah Kabupaten Morowali menjalin kerja sama dengan PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) dan Pengurus Besar (PB) Al-Khairaat Kota Palu untuk membangun pesantren modern tersebut serta melakukan peletakan batu pertama pembangunan pesantren.
Pemerintah Desa Bahomakmur, Kecamatan Bahodopi, juga turut berkontribusi dengan memberikan wakaf lahan seluas 10,3 hektare, di mana lahan itu akan menjadi lokasi pembangunan pesantren yang bernama Nurul Khairaat.
Rencananya, pembangunan Pesantren Nurul Khairaat akan menyerap anggaran sebesar Rp108 miliar yang berasal dari APBD Kabupaten Morowali, dana Corporate Social Responsibility (CSR) PT IMIP, dan donasi dari para donatur. Pembangunan pesantren itu ditargetkan rampung dalam waktu 3 tahun ke depan.
Direktur Operasional PT IMIP, Irsan Widjaja mengungkapkan, PT IMIP melihat Pesantren Nurul Khairaat akan memberikan sumbangsih besar dalam mencetak dan mempersiapkan percepatan sumber daya tangguh di Morowali.
“Kehadiran PT IMIP dalam proses pembangunan ponpes ini melengkapi komitmen PT IMIP untuk turut serta dalam proses peningkatan kualitas sumber daya manusia di Morowali. Perusahaan meyakini bahwa, kekuatan banyak tangan akan membuat segala sesuatunya terasa ringan,” ungkap Irsan Widjaja.
Senada dengan Irsan Widjaja, Ketua Umum PB Al-Khairaat, Habib Ali Bin Muhammad Aljufri berharap, kehadiran Pesantren Nurul Khairaat kelak tidak hanya melahirkan sumber daya manusia yang terampil dan berilmu, tetapi yang utama yakni menghasilkan manusia-manusia yang berakhlak mulia.
“Kita memerlukan pendidikan. Disamping kita membangun fisik untuk kemajuan, kita juga membangun jiwa dan rohani. Apa yang akan kita buat ini (pembangunan Pesantren Nurul Khairaat), bukan untuk generasi yang sekarang ini, tetapi mereka, generasi dimasa yang akan datang,” tutur Habib Ali Bin Muhammad Aljufri.
Dalam sambutannya, Bupati Morowali, Taslim mengatakan, pembangunan pesantren ini akan menjadi sebuah wadah pendidikan yang mampu menjawab tantangan hari ini. Baginya, hal ini menunjukkan sebuah peradaban besar, yang akan menjadi penyeimbang dari teknologi saat ini. Taslim juga percaya, bahwa pesantren ini akan menyiapkan sumber daya manusia yang lebih baik bagi masa depan Morowali.
“Ini tanggung jawab besar kita. Kita sangat kekurangan sarana dan prasarana pendidikan. Pembangunan pesantren ini, akan menjadi salah satu wadah yang bisa dimanfaatkan oleh anak-anak di Morowali secara umum, khususnya di Bahodopi. Sehingga sangat diharapkan dukungan dari semua pihak untuk mengambil bagian dalam proses pembangunan pondok pesantren ini,” jelas Taslim.
Hadir dalam acara peletakan batu pertama pembangunan pesantren Nurul Khairaat itu, Bupati Morowali, Taslim, beserta jajaran Forkopimda Morowali, Ketua Umum PB Al Khairaat, Habib Ali Bin Muhammad Aljufri, Direktur Operasional PT IMIP, Irsan Widjaja, Ketua Senat Universitas Alkhairaat Palu, Dr Aris Aksara, Forkopimcam Bahodopi, para kepala desa se-Kecamatan Bahodopi, serta para tokoh agama dan tokoh masyarakat di Kecamatan Bahodopi.