PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) dikabarkan bekerja sama dengan Africa Geothermal International No.1 Limited (AGIL NO.1) untuk mengembangkan potensi panas bumi di konsesi kawasan Longonot di Kenya, Afrika Timur, Sob.
Lewat penandatanganan kesepakatan bersama, kedua negara resmi bekerja sama. Penandatanganan dilakukan oleh Dr. Fred N. Ojiambo, MBS, SC, selaku Board of Directors Africa Geothermal International Limited (AGIL) dan Julfi Hadi selaku Direktur Utama PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. di Nairobi, Kenya, Minggu (20/8/2023). Penandatanganan kerja sama dilaksanakan di sela kunjungan kenegaraan RI ke Kenya yang dipimpin oleh Presiden RI Joko Widodo.
Direktur Utama PT Pertamina Julfi Hadi menerangkan, penandatanganan kesepakatan dengan AGIL adalah salah satu upaya strategis yang dilakukan Pertamina untuk pengembangan teknologi dan pemanfaatan sumber daya panas bumi di mancanegara.
“Longonot memiliki keunggulan lokasi dan letak geologis yang menjadikannya sebagai prospek yang menarik. Melalui kolaborasi ini, PGE mendapatkan kesempatan ikut andil dalam pengembangan energi baru terbarukan, sekaligus sebagai upaya kami untuk menjadi produsen geothermal global,” tuturnya.
Afrika merupakan episentrum baru pertumbuhan ekonomi yang dinilai bisa menciptakan iklim investasi baik, khususnya di bidang pengembangan panas bumi. Dalam hal ini, Kenya menjadi negara terdepan di kawasan Afrika dengan kapasitas terpasang sebesar 856 MB dan berada di peringkat ke-7 sedunia.
Sebagai produsen panas bumi, baik PGE maupun AGIL mempunyai keahlian dan pengalaman yang mumpuni dalam bidang pengembangan geothermal sebagai energi terbarukan.
“Tentunya kami berharap kolaborasi dalam bentuk kerja sama pengembangan panas bumi ini bisa meningkatkan eksposur bisnis kedua belah pihak,” ucapnya.
AGIL merupakan anak perusahaan dari AGIL No.1 yang tidak lain adalah perusahaan terbatas di bidang pengembangan panas bumi di Kenya. Salah satunya melalui konsesi Longonot di Kenya. Dari 500 megawatt (MW) panas bumi, 140 megawatt (MW) siap untuk dieksploitasi.
Sementara, saat ini di Indonesia memiliki 2.356 MW kapasitas yang sudah terpasang. Rata-rata 80% di antaranya atau sekitar 1.877 MW diambil dari kawasan kerja PGE, sementara 672 MW dikelola langsung oleh PGE. PGE menargetkan, pengembangan kapasitas terpasang dapat menghasilkan 1 gigawatt (GW) selama dua tahun ke depan.
“Kami optimistis, supaya strategis, Pertamina Geothermal Energy (dikembangkan) di Afrika. Supaya mendukung target Perseroan dalam meningkatkan kapasitas terpasang, memperluas portofolio energi bersih secara internasional dalam rangka mencapai aspirasi perusahaan energi bersih dunia. Serta, mendukung upaya pengurangan emisi gas rumah kaca dan ketergantungan pada sumber dan ketergantungan pada sumber energi fosil,” ungkap Julfi.