Sob, tentu kamu tahu, Indonesia kaya akan sumber daya panas bumi. Detailnya, berdasarkan data ThinkGeoenergy, kapasitas terpasang panas bumi Indonesia pada 2022 adalah yang terbesar kedua di dunia, yakni 2.356 megawatt atau MW. Di urutan pertama adalah Amerika Serikat yang berkapasitas 3.794 MW. Melimpahnya sumber energi panas bumi akan terus didorong dalam beberapa dekade mendatang. Termasuk yang sedang dijalankan Pertamina Geothermal Energy akan kembangkan energi hijau.
Melimpahnya sumber energi panas bumi memberikan keuntungan bagi Indonesia. Ini memberi kontribusi pengembangan sumber energi baru terbarukan terkait upaya mewujudkan ketahanan energi nasional sesuai Rencana Umum Energi Nasional (RUEN).
Pertamina Geothermal Energy (PGE) yang bergerak di sektor panas bumi terbesar di Indonesia, saat ini tercatat mengelola 13 wilayah kerja panas bumi (WKP) berkapasitas terpasang 1.887 MW atau sekitar 80 persen dari kapasitas terpasang nasional. Seperti dilansir Katadata, dari cakupan tersebut, sebesar 1.205 MW dikelola PGE bersama mitra, sedang 672 MW dioperasikan mandiri. PGE berupaya terus mengoptimalkan sumber-sumber energi ramah lingkungan yang dijangkaunya.
Menurut anggota Dewan Energi Nasional Satya Yudha, industri panas bumi akan berprospek cerah di masa mendatang. Hal ini karena panas bumi menjadi salah satu energi baru terbarukan yang diandalkan dalam transisi energi fosil.
“Urgensi global dalam mengembangkan energi bersih dan hijau menjadikan panas bumi dapat menjadi kunci dalam mencapai target untuk mengembangkan green economy melalui green energy dan green industry, juga dukungan bagi Indonesia menuju net zero emission 2060,” kata Satya.
Energi Hijau untuk Skala Global
PGE sebagai anak usaha Pertamina Power Indonesia yang bergerak di bidang eksplorasi, eksploitasi, dan produksi panas bumi bertekad menjadi perusahaan energi hijau kelas dunia pada 2030. Maka bentang alam Indonesia diproyeksikan sebagai pusat industri panas bumi dunia. Untuk mewujudkannya, PGE akan berfokus mengoptimalkan operasi di dalam WKP yang dimiliki dengan menambahkan kapasitas terpasang dan berinovasi meningkatkan kapasitas pembangkit listrik.
Demi mencapai target tersebut, PGE menetapkan pertambahan kapasitas terpasang panas bumi mencapai 2.477 MW pada 2027. Target ini terdiri atas 1.272 MW di dalam WKP yang dioperasikan perseroan dan sebesar 1.205 MW terletak di dalam WKP yang dioperasikan oleh kontraktor kontrak operasi bersama.
Dengan target tersebut, PGE diharapkan berkontribusi aktif mengurangi emisi karbon lebih dari 12 juta ton per tahun. Target yang ditetapkan PGE ini sejalan dengan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2021-2030. Dalam dokumen itu, penambahan kapasitas pembangkit listrik dari panas bumi masuk tiga besar dengan proyeksi penambahan sebanyak 3.355 MW hingga 2030. Jika ditotal dengan kapasitas existing tahun 2022, maka kapasitas terpasang panas bumi di Indonesia akan lebih dari 5.000 MW pada 2030.
Sebagai bagian dari rencana pertumbuhan perusahaan, PGE pun melakukan kemitraan strategis agar dapat masuk dalam bisnis baru. Di antaranya, PGE telah menyepakati nota kesepahaman dengan PT. Medco Power Indonesia untuk secara bersama melakukan pengkajian.
PGE juga telah menandatangani nota kesepahaman studi pengembangan panas bumi dengan PLN dan Exergy. Terbaru, setelah resmi melantai di bursa saham, PGE area Lahendong, Tomohon Selatan, Sulawesi Utara mendapat kunjungan dari Duta Besar Jepang untuk Indonesia, Kanasugi Kenji, pada Minggu (26/2/2023) lalu.
Kunjungan itu menyertakan organisasi New Energy and Industrial Technology Development Organization (NEDO) dan Tokyo Electric Power Company Holdings Incorporated (TEPCO HD) untuk melakukan pengembangan hidrogen hijau.
Dengan kemitraan itu, kita berharap semoga PGE makin moncer di bidang penyediaan energi panas bumi dunia. Semoga saja, ya, Sob!