PT Pertamina (Persero) resmi nih mengambil alih Blok Masela (Maluku) dari perusahaan minyak dan gas asal Belanda, Shell. Mengutip dari berbagai media di Indonesia pada Selasa (25/7), penggantian hak partisipasi tersebut ditandai dengan penandatanganan sale purchase agreement (SPA) yang digelar dalam acara IPA Convex 2023 di ICE, BSD City, Tangerang.
Diketahui, PT Pertamina Hulu Energi mengambil 20 persen hak partisipasi dari 35 persen yang dimiliki Shell. Lalu 15 persen lainnya diambil oleh Petronas Masela Sdn Bhd di Blok Masela. Pada penandatanganan SPA tersebut, dilakukan oleh Direktur Utama Pertamina Hulu Energi, Wiko Migantoro dan EVP & CEP Upstream Petronas, Datuk Adif Zulkifli.
Tidak hanya penandatanganan SPA saja, dalam acara IPA Convex 2023, Pertamina dan Inpex juga melakukan penandatanganan MoU (Memorandum of Understanding) on Strategic Partnership Masela Blok Development yang dilakukan oleh Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati dan President & CEO Inpex Corporation, Takayuki Ueda.
Lalu, berapa nilai yang digelontorkan Pertamina?
Mengutip dari Kompas.id, Pertamina dan Petronas mengambil hak partisipasi Shel pada proyek Abadi Masela tersebut dengan nilai penjualan sebesar 650 juta dollar AS atau sekitar Rp9,8 triliun. Pembayaran awal secara tunai sebesar 325 juta dollar AS, sedangkan tambahan 325 juta dollar AS berikutnya harus dibayarkan saat final investment decision (FID) diambil.
Pemerintah Indonesia sendiri mengharapkan, salah satu proyek strategis nasional ini bisa on stream (beroperasi) pada 2029. Namun sebelumnya, front end engineering design (FEED) harus diselesaikan terlebih dahulu, lalu dilanjutkan dengan final investment decision (FID) yang diharapkan tuntas sebelum 2026.
“Pemerintah memang meminta akselerasi dari semua proses. Jadi kalau bisa lebih cepat, akan kita lakukan. Yang harus kami lakukan dengan para mitra serta pemerintah ialah akselerasi sehingga (gas) bisa segera dimanfaatkan untuk memenuhi gas dalam negeri,” kata Nicke seperti dikutip Kompas.id.
Selain itu, Nicke menambahkan jika Pertamina dan Inpex telah berdiskusi mengenai komitmen untuk akselerasi serta regulasi yang mengharuskan setiap blok migas harus dilakukan penangkapan, utilisasi, dan penyimpanan karbon (CCUS).
Ke depan, diharapkan lapangan Abadi Blok Masela dapat menyerap hingga 10.000 tenaga kerja serta mampu berdampak langsung pada pengembangan ekonomi wilayah Indonesia Timur.