Pemerintah terus berupaya memudahkan para nelayan mendapatkan BBM Solar untuk keperluan berlayar dan mencari ikan. Melalui salah satu perusahaan BUMN, yakni PT Pertamina (Persero), berencana akan membangun SPBU khusus nelayan dengan konsep Pertashop di berbagai titik.
Perencanaan pembangunan SPBU khusus nelayan tersebut diungkapkan langsung Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati dalam rapat dengan pendapat (RDP) bersama Komisi VI DPR RI pada, Kamis (8/9/2022).
“Kami punya target tiga bulan ke depan untuk segera membangun SPBU nelayan, namun bukan SPBU (besar), tapi semacam Pertashop,” ujar Nicke Widyawati.
Dalam pembangunan SPBU tersebut, Pertamina akan bekerja sama dengan koperasi di sejumlah daerah. Dengan begitu, manajemen berharap penyaluran Solar bersubsidi lebih tepat sasaran.
“Sehingga, kami bisa hitung kuota by name, by address, masing-masing punya QR Code, sehingga nanti transaksi di Pertashop tinggal tapping, dia berhak (bisa beli) di luar itu nggak bisa,” tambahnya.
Diketahui, penyaluran BBM Solar bersubsidi saat ini masih rentan bocor karena pembeliannya di SPBU besar. Petugas sulit membedakan siapa saja kelompok yang berhak mendapatkan Solar bersubsidi atau pun yang tidak.
“Nah, sekarang harus tepat sasaran, kami pastikan langsung. Mudah-mudahan ini bisa, sehingga bisa lebih efektif,” tutupnya.
Sekedar informasi saja, kebutuhan nelayan di Indonesia akan Solar di tiap wilayahnya berbeda-beda. Seperti nelayan yang ada di Karangantu, Serang, Banten yang membutuhkan kurang lebih 148 ton per bulannya untuk 177 kapal pencari ikan.
Sedangkan untuk wilayah Pelabuhan Ratu, Jawa Barat, para nelayan membutuhkan solar sebanyak 2.556.000 liter per tahunnya untuk kapal bermuatan 30 GT. Untuk wilayah DKI Jakarta, kebutuhan minimum Solar untuk 2.515 kapal ikan <30 GT diperlukan 70.800 kilo liter per tahun.
Dengan begitu, pembangunan SPBU khusus nelayan ini sangat diperlukan untuk mengurangi beban para nelayan akibat melonjaknya harga BBM bersubsidi.