Sobat SJ, tahukah kamu? Bahwa kegiatan pertambangan ternyata tak hanya bisa dilakukan di bumi. Kini juga telah muncul tren kegiatan pertambangan di luar angkasa! Wah, gimana ya caranya? Apakah barang tambang yang dikeruk juga sama dengan seperti yang ada di bumi?
Ternyata sama! Asteroid dan Objek Dekat Bumi (Near Object Earth) seperti planet minor lainnya yang ada di luar angkasa ternyata juga menyimpan sejumlah mineral yang bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari. Namun tak sembarang asteroid bisa ditambang,
Asteroid yang Bisa Ditambang, Apa Saja?
Salah satu asteroid yang memungkinkan untuk ditambang karena mudah dipulihkan adalah asteroid dekat bumi dengan subkelas Easily Recoverable Object (ERO). Setidaknya, ada tiga tipe umum asteroid di subkelas ini yaitu Tipe C (berkarbon), Tipe S (mineral silikat), dan Tipe M (moderat).
Pada asteroid yang bertipe C mengandung karbon organik, fosfor dan bagan utama lain pembuat pupuk, Asteroid ini juga memiliki air yang cukup berlimpah sehingga bisa mengurangi biaya misi penambangan.
Sedangkan pada tipe S, memang memiliki sedikit air namun juga mengandung lebih banyak logam dari tipe C seperti nikel, kobalt, dan logam lebih berharga (emas, platinum dan rhodium). Asteroid tipe S berukuran 10 meter mengandung 650 ton logam dengan 50 kg di antaranya berbentuk logam yang jarang ditemukan di sana seperti platinum dan emas.
Dan yang terakhir atau tipe M dikatakan mengandung logam hingga 10 kali lebih banyak dari tipe S. Namun sayangnya, asteroid ini jarang dijumpai.
Misi Penambangan di Asteroid
Meski sudah diketahui bahwa asteroid bisa ditambang, namun tentunya kegiatan ini membutuhkan lebih banyak biaya karena sangat mahal untuk bisa terbang ke luar angkasa, Selain itu pengidentifikasian asteroid mana yang bisa ditambang serta cara ekstraksi bijih logam dari asteroid untuk kemudian bisa dibawa ke bumi masih menjadi tantangan.
Hingga kini diketahui telah banyak misi untuk membawa kembali sampel asteroid ke bumi. Misalnya, misi Hayabusa dan Hayabusa 2 oleh Badan Antariksa Jepang yaitu JAXA serta NASA dengan OSIRIS-Rex yang masih berlangsung untuk mengambil sampel asteroid 101955 Bennu direncanakan seberat 60 gram.
Penambangan di luar angkasa ini dipertimbangkan karena pertambangan di bumi (terrestrial mining) dinilai tak cukup untuk menopang peradaban manusia secara berkelanjutan di masa depan.
LAPAN pun juga mengungkapkan pernyataan senada bahwa asteroid bisa menjadi sumber tambang mineral yang bisa bermanfaat bagi manusia.
Tak hanya bermanfaat karena bisa memenuhi kebutuhan logam manusia, kegiatan pertambangan di luar angkasa disebut juga memberikan kekayaan yang tak tanggung-tanggung yakni US$100 miliar atau setara Rp1,4 kuadriliun.
Sebelumnya, ditemukan juga asteroid yang mengandung sumber daya mineral tinggi yakni asteroid yang diberi label 1986 FA dam 16 Psyche. Asteroid yang memiliki potensi nilai US$11,65 triliun ini disebut-sebut memiliki lebih banyak besi, nikel, dan kobalt dibandingkan dengan cadangan logam yang ada di Bumi.