Masjid Istiqlal, Jakarta baru saja mendapat penghargaan internasional yakni mendapat sertifikat final sistem Excellence in Design for Greater Efficiencies (EDGE) dari International Finance Corporation (IFC).
Sertifikat tersebut merupakan pengakuan atas penerapan prinsip-prinsip bangunan hijau (green building) Masjid Istiqlal dalam menghemat energi dan keberlanjutan lingkungan. Penerapan bangunan hijau tersebut tidak lepas dari pelaksanaan renovasi seluas 109.547 meter persegi yang telah dilakukan di area Istiqlal.
Menurut Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian PUPR, Diana Kusumastuti pelaksanaan renovasi tersebut dilakukan dengan menerapkan fitur penghematan dengan meningkatkan fungsi desain pasif hemat energi yang telah didesain sejak Masjid Istiqlal berdiri.
Dalam pelaksanaan renovasi salah satu masjid terbesar di Indonesia ini, telah dilakukan pemugaran eksterior dan interior bangunan. Di tambah lagi penggunaan sistem penghawaan atau Air Conditioner yang hemat energi, serta penggunaan lampu hemat energi LED.
Pada bagian tempat wudhu pun telah dilakukan upaya penghematan air dengan mengganti keran yang lebih hemat air, penggunaan WC dengan dual flush, keran wastafel dan urinal yang hemat air.
Sedangkan penggunaan material bangunannya pun menggunakan pengaplikasian teknologi terkini pada bangunan, dilakukan dengan mempertahankan material sebagai bangunan cagar budaya (fungsi struktur, interior dan eksterior bangunan).
“Secara umum, Masjid Istiqlal ini dapat menghemat sebesar 476,22 ton karbon dioksida per tahun,” jelas Diana Kusumastuti dalam keterangan resmi pada Kamis (7/4/2022).
Diharapkan, dalam pencapaian bangunan Istiqlal sebagai tempat ibadah yang efisien terhadap energi, air dan material dapat menginspirasi bangunan-bangunan lain atau pelaku dunia konstruksi di Indonesia.
Senada dengan Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian PUPR, Country Manager IFC untuk Indonesia dan Timor-Leste, Azam Khan berharap Masjid Istiqlal menjadi contoh yang dapat dicapai semua pihak yang berada dalam industri konstruksi dalam upaya melawan krisis iklim.
“Perubahan iklim mengancam kehidupan dan mata pencaharian serta memperlambat kemajuan dari upaya pengentasan kemiskinan terutama di tengah meningkatnya intensitas bencana terkait iklim yang terjadi, termasuk di Indonesia,” ujar Azam.
Sekedar informasi saja, renovasi Masjid Istiqlal sendiri menelan total biaya sebesar Rp511,3 miliar. Melibatkan beberapa kontraktor seperti PT. Waskita Karya selaku kontraktor pelaksana dan PT Virama Karya selaku konsultan manajemen konstruksi.